Mohon tunggu...
elia putri solihah
elia putri solihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa tahun pertama kesehatan masyarakat di Universitas Airlangga. Saya memiliki ketertarikan dengan isu sosial dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Pengobatan Tradisional (Jamu) terhadap Perkembangan Industri Obat-obatan menurut Pemerintah dan Masyarakat

25 September 2024   07:11 Diperbarui: 25 September 2024   07:25 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengobatan tradisional Indonesia, khususnya dalam bentuk pengobatan herbal yang dikenal sebagai jamu, memainkan peran penting dalam praktik kesehatan dan budaya masyarakat Indonesia. Jamu bukan hanya sebuah bentuk pengobatan, namun merupakan manifestasi dari warisan budaya Indonesia yang kaya, yang terkait erat dengan praktik-praktik sosial, kepercayaan, dan pendekatan masyarakat terhadap kesehatan. Akar dari jamu dapat ditelusuri kembali ke masa lampau, dengan praktiknya yang menjadi bagian dari budaya Indonesia. Secara tradisional, jamu dibuat dari bahan-bahan alami seperti tumbuhan, akar, bunga, dan rempah-rempah, yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Pembuatan dan konsumsi jamu sering kali diwariskan secara turun-temurun, menjadikannya aspek penting dari identitas keluarga dan masyarakat. 

Di banyak rumah tangga di Indonesia, jamu lebih disukai sebagai pengobatan nomor satu untuk berbagai penyakit. Preferensi ini berasal dari kepercayaan budaya terhadap kemanjuran pengobatan alami dan keinginan untuk mempertahankan kemandirian dari solusi farmasi modern. Seperti yang disoroti dalam penelitian yang dilakukan di Bandar Lampung, jamu tidak hanya memenuhi kebutuhan kesehatan tetapi juga memberdayakan keluarga secara ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada sistem medis konvensional. Jamu merupakan pendekatan holistik terhadap kesehatan yang menekankan pada pencegahan dan kesehatan daripada hanya mengobati gejala. Konsumsi jamu sering dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan vitalitas secara keseluruhan. Di Yogyakarta, penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki persepsi positif terhadap jamu, mengakui potensi manfaatnya meskipun ada kesadaran akan risiko yang terkait.

Selain itu, jamu mencerminkan dinamika sosial-budaya dalam masyarakat Indonesia. Jamu dikonsumsi oleh berbagai kalangan - tua dan muda, berpendidikan dan tidak berpendidikan - yang mengindikasikan penerimaan dan integrasinya yang luas ke dalam kehidupan sehari-hari. Aksesibilitas ini menjadikan jamu sebagai komponen penting dalam strategi kesehatan masyarakat di Indonesia. Meskipun praktik-praktik tradisional seperti jamu dirayakan karena nilai budayanya, ada wacana yang sedang berlangsung mengenai integrasi jamu ke dalam sistem perawatan kesehatan formal. Pemerintah Indonesia telah mengakui pentingnya pengobatan tradisional dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui inisiatif seperti Program Indonesia Sehat, yang bertujuan untuk menggabungkan praktik-praktik tradisional ke dalam kerangka kerja perawatan kesehatan modern. 

Penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan pengobatan herbal dengan pengobatan tradisional dapat meningkatkan hasil pengobatan pasien dengan memberikan pilihan pengobatan yang lebih komprehensif. Sinergi ini juga dapat mendorong penerimaan dan pemahaman yang lebih besar di antara para tenaga kesehatan mengenai manfaat pengobatan tradisional. Terlepas dari kelebihannya, penggunaan jamu menghadapi tantangan seperti kontrol kualitas dan standardisasi. Banyak produk jamu yang tidak memiliki validasi ilmiah yang ketat melalui uji klinis, yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanannya. Seiring dengan meningkatnya minat terhadap pengobatan tradisional secara global, penting bagi Indonesia untuk menetapkan kerangka kerja regulasi yang menjamin kualitas dan keamanan produk jamu. 

Selain itu, dalam beberapa dekade terakhir, pengobatan tradisional di banyak negara, termasuk Indonesia, mengalami penurunan popularitas. Masyarakat semakin mengandalkan pengobatan modern yang dianggap lebih praktis, cepat, dan terstandarisasi. Salah satu penyebab utama ditinggalkannya pengobatan tradisional adalah perubahan paradigma kesehatan. Masyarakat kini lebih cenderung mempercayai pendekatan berbasis bukti yang ditawarkan oleh ilmu kedokteran modern. Dalam era informasi yang serba cepat, kemajuan teknologi medis, banyak orang merasa lebih aman menggunakan pengobatan yang didukung oleh penelitian dan uji klinis. Hal ini menyebabkan pengobatan tradisional sering kali dianggap kurang valid dan tidak efektif. Stigma sosial juga memainkan peran penting dalam penurunan penggunaan pengobatan tradisional. Banyak orang yang beranggapan bahwa pengobatan tradisional adalah praktik kuno dan tidak sejalan dengan kemajuan zaman. 

KATA KUNCI : Jamu, Pengobatan, Tradisional 

DAFTAR PUSTAKA

 Suharti, B. K. (2021). Culture and social: Herbal Medicine As Health Communication To Build Urban Community Empowerment. Jurnal Studi Komunikasi, 151-164. Wijaya, I. (2012, February). Socio-cultural Knowledge and Perceptions of Jamu. Retrieved September 20, 2024, from media.neliti.com: https://media.neliti.com/media/publications/151941-EN-socio-cultural-knowledgeand-perceptions.pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun