Mohon tunggu...
ELIANA LITANI TINANINGTYAS
ELIANA LITANI TINANINGTYAS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I write to escape.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Geladi Hominisasi

6 Oktober 2022   13:10 Diperbarui: 6 Oktober 2022   13:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Geladi Hominisasi

Sebagai pembuka dari perjalanan Geladi Hominisasi, para peserta mendapat tugas untuk menyimak lagu Indonesia Raya 3 Stanza secara khidmat, serta merefleksikan syair yang menarik dari lagu kebangsaan tersebut. Sepuluh film dokumenter juga siap dipilih untuk menjawab pertanyaan mengenai tantangan dan keprihatinan generasi muda terhadap budaya, lingkungan, dan ketahanan pangan Indonesia. Saya memilih syair pada stanza kedua, bait ketiga berbunyi, "Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya. Bangsanya, rakyatnya, semuanya, sadarlah hatinya, sadarlah budinya." Syair tersebut berkesan bahwa Indonesia memiliki tanah yang subur, jiwa yang berkualitas, dan dibutuhkan kesadaran dari setiap warga negara Indonesia untuk menjaga keberagaman. Sedangkan, film dokumenter yang saya pilih berjudul "Kue Tradisional: Sebungkus Kisah Tradisi yang Kian Terlupa", yang membahas kue tradisional Indonesia yang mulai menipis di pasaran dan bagaimana kue tersebut mulai tergeser oleh masuknya berbagai kebudayaan asing ke Indonesia.

Sabtu, 1 Oktober 2022 pukul 8 pagi WIB, acara Geladi Hominisasi dimulai dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya serta mars UNPAR. Acara dibuka dengan doa dan berbagai kata sambutan, lalu para peserta diberi pengarahan untuk melakukan diskusi dalam kelompok yang telah ditentukan, terdapat 8 mahasiswa dalam kelompok saya, yang terdiri dari mahasiswa berbagai jurusan angkatan 2020 hingga 2022. Tema yang kelompok saya dapatkan adalah Hari Pangan Sedunia, diskusi berjalan dengan lancar, dibimbing oleh mentor dan dibantu oleh anggota kelompok yang ialah kakak tingkat. Kelompok saya, kelompok 5, mengangkat judul 'Masalah Pangan di Masa Pandemi', dimana kami membahas pangan di Indonesia yang baru saja beralih dari pandemi menuju endemi.

Hasil diskusi Bersama dipresentasikan dalam kelompok yang lebih besar. Namun sayang sekali, akibat keterbatasan waktu dan banyaknya materi yang disiapkan oleh kelompok saya, saya tidak mendapat giliran berbicara untuk menutup presentasi dengan kesimpulan. Walaupun demikian, saya tetap senang dapat berdinamika dengan kelompok yang isinya beragam, ada kakak tingkat yang berani memulai diskusi, ada pula teman seangkatan yang aktif berbicara mengenai topik yang kami bawakan, saya menikmati suasana saat berdiskusi.

Geladi Hominisasi mendorong saya untuk mau berperan aktif dalam kelompok serta mengeksplorasi berbagai topik untuk menggali lebih dalam hal-hal menarik dari keberagaman yang ada. Saya dilatih untuk dapat berpikir secara kritis dan logis, berinisiatif, serta berani berbicara dengan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Sebagai generasi muda, melalui Geladi Hominisasi, saya didorong untuk lebih membuka mata terhadap dunia sekitar, bahwa masih ada banyak hal untuk dipelajari dan banyak isu-isu nyata untuk ditangani dengan partisipasi generasi muda.

Sebagai warga negara, keterbukaan terhadap perubahan zaman yang ada dan keberanian untuk menyuarakan pendapat demi memperjuangkan kebenaran diperlukan seiring berkembangnya zaman. Ada banyak hak-hak sebagai warga negara yang terenggut karena tidak semua orang dapat berpikir menggunakan logika serta berbahasa dengan baik dan benar, banyak dari warga negara yang memilih bungkam dengan adanya hukum yang tumpul ke bawah. Dengan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan logika dan berbahasa, sebagai seorang warga negara dan generasi muda, saya diharapkan dapat lebih berani memperjuangkan apa yang menjadi hak, serta menyuarakan pemikiran-pemikiran saya untuk menjaga kelestarian budaya, lingkungan, serta ketahanan pangan, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.

Melalui Geladi Hominisasi, saya belajar lebih terbuka dan melatih kemampuan berbicara (public speaking), serta meningkatkan kepercayaan diri, mau berpendapat, mau terlibat aktif dalam diskusi untuk mengeluarkan pemikiran mengenai topik tertentu, mau mencari lebih dalam suatu topik dan mempelajarinya untuk memahami peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di sekitar saya. Saya pribadi ingin menerapkan kemampuan berbicara yang dilatih melalui Geladi Hominisasi dalam keseharian, supaya saya dapat lebih berani mengungkapkan isi pikiran saya serta berbicara di depan publik. Saya ingin lebih banyak membaca, supaya saya lebih mengenal dunia dan peristiwa yang terjadi di sekitar saya dan dapat berpikir secara logis.

Kunjungi web UNPAR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun