Mohon tunggu...
eli laraswati
eli laraswati Mohon Tunggu... lainnya -

seorang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Langit yang Meramu Waktu

19 Juni 2016   14:28 Diperbarui: 19 Juni 2016   14:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari telah selesai bertugas

Dan langitpun mulai meramu malam

Dengan gelapnya dia membawa misteri

Bersama bintang menggiring doa tulus menuju langit

Si miskin inginkan kaya

Si kaya inginkan lebih

Sang ibu inginkan anak yang soleh

Langit meramu malam

Ada doa ada dosa

Waktu terus berderak maju dari masa lalu menuju kini

Ada yang melukiskan nama pada dinding dunia

Ada yang hanya setitik debu pergi tanpa tanda bahwa dia pernah ada

Malam dan siang terus diramu langit  dari adam sampai ke aku

Entah sampai kapan langit meramu waktu  dari cinta sampai kebencian

Dari ada menjadi punah

Dari tiada  menjadi ada

Seperti  aku dari tak ada menjadi ada dan akan menjadi tak ada

Dan aku hanyalah bagian dari debu,

 Sebelum langit meramuku menjadi tak ada aku ingin tahu siapa aku

Agar aku tak salah menjadi aku

Meski ku tak mampu menulis namaku pada dinding dunia,

 Setidaknya ada salah satu bintang melihatku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun