Mohon tunggu...
eli laraswati
eli laraswati Mohon Tunggu... lainnya -

seorang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berkebunlah, Ada Damai di Sana

14 Februari 2016   15:11 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dok. Pribadi"][/caption]Bila pagi tiba aku membuka pintu kamarku yang langsung menuju keluar semerbak harum kemuning  berebut masuk menguasai kamarku  mengingatkanku harum bunga kopi tanaman bapak dikampung  burung perkutut masih tidur dalam sangkar nya , ya aku memelihara burung perkutut karena dia burung yang sederhana dari makanan dan perawatannnya dan yang terpenting suara burung perkutut menjadi sebuah kenangan suaranya selalu mengingatkan masa kecilku ketika berada di sawah membantu si mbah menjelang panen.

Pagi belum juga sampai pada azan subuh aku menatap tanaman sayuranku segar , tegar menyambut pagi rasa puas rasa nyaman menyelimutiku  setiap aku bangun pagi. Itu hanya salah satu rasa  kepuasan ketika kita mempunyai hobi bertanam. saat menanam ada rasa kagum pada setiap benih yang tumbuh, kagum pada benih sawi , bayam yang begitu kecil tapi bila mereka telah dipertemukan dengan tanah dan air maka dengan semangat mereka akan tumbuh mengeluarkan daun yang begitu mungil lemah tak berdaya  yang akan ambruk walaupun hanya ditimpa setes air tapi disana ada semangat untuk hidup.

Aku suka sekali menatap benih yang baru tumbuh itu dengan senang hati dan sayang, aku merawatnya  menyiraminya dengan pelan agar mereka tak terhempas. Hari  demi hari mereka tumbuh  seperti seorang anak tumbuh perlahan  lucu dan indah dan ketika mereka hendak kupindahkan  tampak olehku mereka  manis  dan penurut ada kesan pasrah dan memohon untuk dilindungi dan dipelihara dengan baik dijauhkan dari segala hama  dan penyakit aku tahu perasaannya  dan aku berjanji untuk melindungi mereka  ‘hari demi hari , sampai akhirnya mereka tumbuh sengan daun yang segar berdiri dengan tegap karena nutrisi pupuk organik mereka tampak bahagia .

Ketika pagi dan sore aku menyirami dan memperhatikannya kalau-kalau ada hama yang menggangu semacam ulat ataupun jamur  aku melihat ada kehidupan disitu bukan hanya sekedar  tanaman yang tak mampu berjalan dan bebas tapi juga seperti ada nyawa yang bisa merasakan rasa syukur.

Pada waktu senggang aku selalu menyempatkan berada dikebunku yang mungil disana semua penat hilang , rasa kecewa yang kadangkala datang akan hilang , segala penyebab amarah akan hilang menyaksikan daun hijau bersemburat halus sulur hijau muda , mengkilapnya daun sirih bergelayut manja  pada batang tempat dia menempel harum segar daun seledri yang mungil- mungil dan cantik yang memberikan khasiat untuk kesehatan, segerombolan cabai dengan lebatnya menguasai setiap tangkai pada pohonnya yang tak seberapa besar.

Dengan hobiku berkebun ada banyak manfaat yang ku dapat selain kepuasan hati aku mendapatkan manfaat ekonomi , aku tak memikirkan harga cabai yang melonjak mahal harga sayuran yang kadang juga tak mau tahu sedang kita sangat memerlukan untuk keperluan tubuh kita.

Bagi pembaca yang belum memiliki hobi tak ada salahnya mencoba untuk memulai menanam,, karena disaat kita menanam dengan hati yang serius dan ikhlas akan banyak anda temui hal-hal yang baik  percayalah resah hati akan hilang, sakit hati akan segera  hilang tanpa anda sadari saat kita sedang merawat tanaman sering tanpa kita sadari kita sudah bersenandung dengan riang

Bila tiba  tanaman untuk dipanen rasa puas begitu menyenangkan diantara kita dan tanaman saling mengucapkan terima kasihs karena disitu ada rasa balas budi yang tulus serta ucapan syukur atas ka runia- Nya. Dengan berkebun kita bisa berbagi tanaman , berbagi ksih sayang bukan berbagi gosip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun