Mohon tunggu...
Jio M
Jio M Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup adalah kesempatan

Belajar dari pengalaman dan kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luka Batin yang Merobek Jiwa

27 April 2022   21:12 Diperbarui: 27 April 2022   21:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari pixabay.com

Diantaranya adalah sakit di dada, ulu hati, kepala, kanker, batu ginjal, di perut dan kondisi badan menurun.

Luka di hati bisa terjadi kepada siapa saja, luka di hati adalah efek alami yang terjadi ketika kita tidak bisa mengontrol perasaan, walaupun kondisi yang terjadi tidak menyentuh fisik, namun jika di biarkan akan berdampak kepada fisik. 

Luka di hati bisa terjadi ketika seseorang mengalami kehilangan orang-orang yang ia sayangi, terjadi perceraian, cinta bertepuk sebelah tangan, gagal meraih mimpi, dari keluarga yang hancur.

Tadi sore saya berada di sebuah tempat praktek dokter dan seseorang berbicara tentang gangguan kesehatan yang akhir-akhir ini terjadi padanya, dengan beberapa bentuk penyakit sakit kepala, dada, ulu hati, dan perutnya terasa sakit. Hal ini terjadi karena lokasi otak di pengaruhi oleh luka di hati, sama dengan seseorang sedang sakit hati.

Selain luka di hati juga menurunkan motivasi belajar, berpikir, bekerja, dan gairah makan dan seksual menurun, bahkan berdampak pada kesehatan mental.

Bagaimana cara mengatasi luka batin yang dibawa sejak masa kecil akan berdampak seumur hidup dalam kehidupan sehari-hari, karena sudah berakar dalam batin, sebagai berikut:

1. Rasa takut ditinggalkan atau diabaikan

Semua orang takut ditinggal pergi, takut yang berlebihan akan membunuh perasaan hati dari dalam, hingga ia merasa bahwa ada yang perlu diperbaiki. Sering juga terjadi mulai dari keluarga akibat pelecehan seksual, akibat perundungan, kekerasan verbal dan nonverbal.

2. Rasa takut di tolak

Kurang menghargai diri sendiri, kurang motivasi, kurang kepercayaan, kasih sayang, dan pemenuhan hak hidup. Biasanya orang yang memiliki pengalaman buruk dan tidak percaya pada dirinya akan selalu merasa bersalah karena semua akan merasa kurang.

3. Penghinaan

Penghinaan selalu dianggap sepele orang-orang yang memiliki kewenangan tertentu, dihina, yang berujung pada kata-kata yang bersifat diskriminasi, intoleransi dan perundungan. 

4. Pengkhianatan

Pengkhianatan adalah hal yang paling menyakitkan, karena pengkhianatan seringkali terjadi dalam keluarga, lingkungan kerja, bahkan hubungan asmara hingga berakhir dengan putus asa dan perundungan.

5. Ketidakadilan

Ketidak adilan selalu dimulai dari dalam diri, bahkan keluarga dan orang-orang tercinta disekitar. Ketidak adilan adalah hal yang paling dibenci semua orang karena dinilai tidak ada ketidakwajaran dalam melakukan aktivitas lihat https://www.bible.com/bible/306/MAT.10.22.TB dan merendahkan martabat keluarga, harga diri dan rasa tidak memberikan penghargaan.

Memelukmu dengan sejuta rindu dari jauh

Lalu bagaimana jika kita yang membawa beban luka batin dari masa lalu?

Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berdamai dengan diri sendiri, dan menerima luka batin di masa lalu sebagai bagian dari hidup yang tidak bisa di hapus dengan apapun. Sebagian orang mengalami luka batin yang berujung pada kematian dan lain, atau menjadi penyakit kanker. 

Mari ambil sisi positif sebagai alat untuk terus berjuang atas luka batin yang di alaminya. Bagaimana pun juga, luka-luka batin itulah yang membentuk karakter dan pola pikir untuk menjadi pribadi saat ini. 

Luka batin memang susah diobati, tetapi luka batin butuh waktu dan proses untuk penyembuhan dan pemulihan. Bisa dengan tindakan mencari mentor yang tepat, mencari solusi melalui membaca buku, berdoa, mendiskusikan kepada psikologis ataupun mengambil waktu untuk menenangkan jiwa dengan yoga dan menjaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun