Mohon tunggu...
Hita Hanani
Hita Hanani Mohon Tunggu... Lainnya - Muta'allimah di surga dunia

Tersenyum itu tidak sulit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Bubuhkan Terlalu Banyak Garam!

14 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:04 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

6.Uslub Al-maw'idzah Al-Hasanah (Metode Nasihat yang Baik)

Nasihat yang baik adalah yang disesuaikan dengan karakter peserta didik dengan memperhatikan adab dan kelembutan tanpa meremehkan pandangan atau pemikirannya, atau melukai harga dirinya. Berikut faktor-faktor yang mendukung pengaruh nasihat yang baik terhadap peserta didik:

*Penggunaan uslub tidak langsung dalam menasihati dan mengarahkan.
*Pemilihan waktu dimana psikologi dalam keadaan tenang dan merasa nyaman untuk menerima nasihat.
*Pemberian nasihat dan pengarahan secara bertahap.
*Penekanan titik penting nasihat dengan kelembutan dan perhatian.

7.Uslub Al-iqna' Al-'Aqly (Metode Pemuasan Akal)
Yaitu penggunaan argumen logis, pengedepanan dalil-dalil atas argumen, menghindari perdebatan yang serius dan sikap berlebihan, serta tidak mengikuti hawa nafsu tanpa dalil.

8.Uslub At-Tarbiyah bi Al-Ahdats wa Al-Mawaqif (Metode Pendidikan Melalui Peristiwa-Peristiwa Tertentu)

Contohnya adalah peristiwa wafatnya Ibrahim -anak baginda Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam--dimana pada hari yang sama terjadi gerhana matahari. Beberapa orang pada saat itu mengatakan bahwa alasan terjadinya gerhana matahari adalah wafatnya Ibrahim sebagaimana keyakinan-kayakinan ini dulunya tersebar di zaman jahiliah. Maka Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk memperbaiki kesalahan pada keyakinan mereka dan menjelaskan kebenaran dengan bersabda: ((Wahai manusia! Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak terjadi gerhana pada keduanya sebab kematian atau kelahiran seseorang)).

 Setelah memperhatikan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa dugaan-dugaan para pendidik pengguna metode yang disebutkan pada paragraf ketiga tidaklah benar. Ketika mendengar nada bicara yang tinggi manusia memang cenderung merasa takut sehingga ia akan segera berusaha mencari solusi agar suara itu tidak terdengar lagi, dan itu akan terjadi dengan menuruti perintah pada contoh pertama. 

Namun jika terlalu sering mendengarnya ia akan terbiasa dan tidak lagi menganggap itu menakutkan. Dalam masalah pendidikan sendiri, dampak terparahnya adalah peserta didik justru akan memiliki keberanian untuk melawan si pemilik suara tinggi tersebut atau meskipun tidak melawan namun wibawa si pendidik akan sangat berkurang dimatanya. Contoh konkritnya adalah adanya julukan 'tukang ngomel' dari seoarang anak ke ibunya. Dampak yang sama berlaku untuk dua permasalahan yang tersisa atau mungkin ada perbedaan yang tidak terlalu berarti.

Mari kita rampungkan pembahasan singkat tentang pendidikan ini dengan memperjelas sudut pandang pandidikan dari jawaban jenaka diawal pembahasan. Berikut penjabaran dua poin yang ditarik dari jawaban tersebut.

Pertama, tidak patut bagi seorang pendidik menjawab demikian jika penanya -yang dalam hal ini ia adalah peserta didik- berada pada usia dimana ia belum bisa membedakan antara keseriusan dan lelucon, atau ia adalah orang yang memiliki masalah dalam mencerna perkataan (misal: penderita down syndrome) karena kemungkinan besar ia akan langsung percaya dan mengiranya benar sepanjang belum ada yang mengoreksi. Ketika ia telah mendapat koreksi, akan tertanam dalam pikirannya bahwa 'pendidik' tadi membenarkan bolehnya berbohong.

Kedua, jika penanya adalah orang yang dapat membedakan antara keseriusan dan lelucon maka jawaban ini memiliki nilai positif dimana perhatiannya akan menjadi lebih besar untuk mengetahui jawaban yang sesungguhnya dan maklumat tersebut akan tertanam dengan baik di kepalanya karena dibarengi oleh hal yang berkesan.
Wallahu a'lam bi ash-shawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun