Mohon tunggu...
Hita Hanani
Hita Hanani Mohon Tunggu... Lainnya - Muta'allimah di surga dunia

Tersenyum itu tidak sulit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Bubuhkan Terlalu Banyak Garam!

14 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:04 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu contoh dharbu al-matsal yang terdapat dalam Al-Qur'an  yaitu surah Al-Ankabut ayat 41 berikut.

Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui".

4.Uslub Al-Hiwar (Metode Dialog atau Percakapan)

Metode dialog merupakan salah satu metode pendidikan penting yang bergantung pada pemahaman dan pemuasan akal berdasarkan logika. Metode ini menggunakan pertanyaan dan jawaban dengan cara menarik yang mendorong peserta didik untuk berinisiatif, bersaing secara konstruktif, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang mana ini akan membantu penanaman maklumat dengan baik.

5.Uslub At-Targib wa At-Tarhib (Metode Mengiming-imingi dan Menakut-nakuti)

Kedua metode ini memiliki acuan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah karena pengaruhnya yang besar pada fitrah manusia, dimana fitrah seorang manusia membuatnya ingin melakukan kabaikan jika imbalannya adalah hal yang ia sukai dan begitu pula sebaliknya. Hanya saja, Allah 'Azza wa Jalla yang Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya lebih mengedepankan at-targib daripada at-tarhib. 

Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa meskipun kedua metode ini harus dipergunakan -karena perbedaan tabiat dan tingkat kepenurutan manusia terhadap aturan-aturan syari'at- tetapi keduanya tidak sama derajatnya dalam memberikan pengaruh di bidang pendidikan. Uslub at-targib lebih baik dari uslub at-tarhib karena ia (uslub at-tarhib) mengandung makna positif dan pengaruhnya menetap, dan sebab lainnya adalah bahwa metode ini bersandarkan kepada penggerakan keinginan yang bersumber dari dalam diri manusia. Demikianlah sehingga dalam pendidikan Islampun uslub at-targib lebih banyak dipergunakan.

Maknanya, bahwa pendidikan Islam tidak memberi motivasi untuk menggunakan uslub at-tarhib kecuali dalam keadaan darurat dan ketika metode-metode lain sudah tidak berpengaruh. Jadi, jika seorang peserta didik melakukan kesalahan pendidik tidak boleh tergesa-gesa dalam memberinya sanksi, tetapi langkah pertama yang harus ia tempuh adalah berpura-pura tidak mengetahui kesalahan tersebut layaknya itu tidak pernah terjadi. Khususnya jika si peserta didik berusaha untuk menyembunyikan kesalahannya dari orang lain. Kepura-puraan ini bisa jadi adalah cara terbaik untuk mengadili si peserta didik sehingga ia tidak mengulanginya, dan juga bisa jadi kesalahan yang diperbuat adalah tanpa sengaja, atau karena kelalaian, atau keterpaksaan.

Jika berpura-pura tidak membuahkan hasil maka seorang pendidik beralih ke langkah kedua yaitu memperingatinya secara sembunyi-sembunyi, bukan di depan teman-temannya karena mungkin saja ia bersusah-payah untuk menutupi aibnya dari mereka maka sepatutnya ia dibantu dalam hal ini.

Jika langkah kedua belum membuahkan hasil maka pada langkah selanjutnya barulah diterapkan sanksi yang tujuannya adalah untuk membenahi moral dan hal-hal lain yang tidak dapat dibenahi dan dibentuk oleh cara-cara yang lain. Sanksi fisik mungkin dapat memberi efek jera untuk kesalahan yang berulang kali dilakukan peserta didik, namun jika sanksi seperti ini masih bisa dihindari maka itu jauh lebih baik.

Dari pengamatan terhadap pembahasan dua metode ini dapat disimpulkan bahwa kasih sayang, maaf, dan kelembutan adalah hal-hal yang selalu menyertai hukuman atau sanksi dalam Islam dan bahwa hal-hal tersebut merupakan kriteria yang mendominasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun