Mohon tunggu...
Johanna Fairuuz
Johanna Fairuuz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/Universitas Mulawarman

Hukum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Mental pada Remaja

2 Oktober 2022   22:04 Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:51 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Gangguan Mental pada Remaja

Meningkatnya gangguan mental pada remaja? Kok bisa?

Sebenarnya apa sih gangguan mental?

Gangguan mental atau gangguan kejiwaan adalah suatu kondisi yang mempengaruhi pikiran, emosi maupun perilaku pada penderitanya, gangguan ini juga menyebabkan ketidakmampuan bagi penderitanya untuk mengontrol atau malakukan sesuatu layaknya orang normal pada umumnya.

Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental memiliki pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitasnya. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik, sehingga ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja tidak memandang usia.

Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk melukai diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. 

Menurut ahli suciodologi 4,2% siswa di Indonesia pernah mencoba bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% memiliki niat untuk bunuh diri sedangkan 3% orang lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. 

Depresi pada remaja dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi. (Mengintip dari https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/ pada 28 September 2022.)

Munculnya permasalahan-permasalahan dalam kehidupan terutama bagi mereka yang memulai kehidupan baru atau mencoba menjalankan kehidupannya secara mandiri, tentunya menjadi beban berat bagi para remaja. Perkembangan emosi di masa remaja biasanya memiliki energi yang membara tetapi tidak disertai dengan pengendalian diri yang baik, pola pikir yang masih labil terutama dalam mengambil keputusan ataupun sebuah tindakan serta ketidakmampuan untuk mengendalikan diri, membuat kondisi mental dan emosional mereka terganggu.

Beberapa jenis gangguan mental yang sering dialami oleh para remaja yaitu gangguan emosi, masalah perilaku, gangguan makan, psikosis, menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri, dan perilaku pengambilan risiko. Gangguan mental ini tentu merupakan masalah yang serius karena akan mempengaruhi kondisi dan perilaku remaja nantinya. Apalagi jika lingkungan di sekitarnya tidak mendukung. Pastinya akan memperburuk kondisi mental remaja dan seterusnya akan berdampak pada masa depannya.

Ada banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan gangguan mental terutama pada remaja, karena banyaknya faktor-faktor tersebut, banyak penderitanya tidak menyadari adanya dan seberapa serius penyakit ini.

Faktor yang paling mendasar adalah pola asuh kedua orang tua yang salah. Orang tua yang otoriter akan menyebabkan anak menjadi takut untuk melakukan sesuatu, mudah minder, merasa tidak berguna, dan merasa dirinya tidak berharga. (Mengutip dari https://www.kompasiana.com/ pada tanggal 28 September 2022.).

Selain dari keluarga, lingkungan juga memiliki pengaruh besar yang akan mempengaruhi sekuat apa mental kita dan seperti apa karakter kita terbentuk. 

Kita harus berani keluar dari zona nyaman dengan tidak terlalu memaksakan diri untuk bertindak seperti apa orang lain bergerak, akan tetapi jadilah diri sendiri dengan seperti apa dirimu. Jangan biarkan orang lain mengubahmu menjadi seperti yang mereka inginkan, akan tetapi buat dan genggam erat sebuah prinsip dengan konsisten bahwa kamulah yang terbaik dan kamu itu berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun