"Ohh gitu....tapi Abi lagi di Bandung neeh. Abi lagi ikutan bawa aspirasi ummat....hehehe...karena acaranya mulai pagi hingga larut malam...Abi ga bisa buka kompasiana...." jawabku
"Mang sampe kapan Bi....?" tanyanya
"Sampe hari Kemis...."
Yaa, ketika itu, -tanggal 09-12 Nopember 2009- aku sedang berada di Bandung untuk merampungkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Sebagai salah satu tim perunding dari pihak Serikat Pegawai dan penandatangan PKB tersebut, kehadiranku di sana merupakan satu keharusan. Selain karena tugas, amanah aspirasi pegawai juga harus disampaikan kepada pemegang mandat kepegawaian dan pemutus kebijakan.
"Huuiii..." nafas panjang ku lepaskan
"Mengapa keramaian ini terjadi ketika kesempatanku membuka kompasiana sedang dipersempit oleh waktu..." gumamku
Jum'at, 13 Nopember 2009, baru kuketahui alur kisah sebenarnya. Mengapa Dr. Anugra dipertanyakan? Mengapa pertanyaan seperti itu muncul? Bagaimana reaksi kompasianer lain...? Aduh, kasihan sekali Dokter, kejadian demi kejadian menghantarkan kerangka pemikiran sebagian kompasianer kedalam satu ‘persalinan' baru, sebuah pertanyaan ‘siapa Dr. Anugra...?'
Aduh sayang sekali. Aku tidak memiliki banyak waktu luang untuk menulis. Selain Follow Up kegiatan sosial di Padang lalu, aku juga disibukkan dengan riset (& observasi?) data untuk acara tanggal 24-25 Nopember besok. Rasanya ingin sekali aku ikut berbaur dengan mereka, para kompasianers. Memegang mereka, beradu hati, saling bergandeng tangan, berpelukan dan berteriak bersama..."KAMI ADALAH KELUARGA...", kami saling menyayangi, kami selalu memberikan kasih...kami juga menebarkan cinta....
Tiba-tiba...Jreng...Jreng.....sesuatu yang tak kusangka terjadi....hal yang tak terduga benar-benar menjadi kenyataan. Dr. Anugra menelponku +/- pk. 08.30 wib. Selama lebih kurang 50 menit kami berbicara. Dokter menceritakan seluruh hal yang selama ini dipertanyakan oleh sebagian publik kompasiana. Dokter juga menjelaskan mengapa beliau memilih diam dan tidak menggunakan hak jawabnya..... Oh ya, dalam Undang-udang Pers ada loh yang namanya Hak Jawab, yaitu Hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. (Undang-undang RINo 40/1999 tentang Pers)Tapi namanya juga hak, boleh digunakan...boleh juga tidak. Nah Dr. Anugra memilih yang terakhir. Beliau membiarkan isu dan pertanyaan serta rasa penasaran sebagian kompasianers tentang dirinya. Beliau juga ikhlas jika semua itu dapat mempengaruhi kredibilitasnya di kompasiana. Itu semua dillakukan karena komitment beliau dengan pihak yang mendanai penelitiannya. Apalagi bila penelitiannya berkaitan dengan sesuatu yang menyangkut rahasia negara. Dan itu sudah termuat dalam MoU beliau dan para Scientist lainnya dengan Lembaga tersebut, untuk tidak mempublish hasil penelitiannya.
Oh ya lagie neeh, kabarnya lagie seeh (menurut pengakuan ybs) Dr. Anugra merupakan mantan anggota TNI sub bidang Intelejen Medis. Jadi agak wajar jugalah ketika Sesepuh Kita, Pakde Pray memberikan jawaban yang bijak layaknya Ayah kepada anak-anaknya dengan mekanisme kata-kata yang mendekati nuansa 'kemiliteran'.
Apakah Dr. Anugra fiktif....?? Rasanya sangat-sangat tidak benar. Para punggawa Kopdar Kompasiana I sudah memberikan komentarnya di tulisan Kang Pepih. Mas Yulyanto, Kang Pepih dan lainnya mengatakan beliau hadir pada Kopdar I tsb dan 'melukiskan' sebagai pribadi yang ramah dan rendah hati. Demikian juga pendapat kompasianer yang hadir pada Kopdar Kompasiana di bandung kemarin. Mereka bertemu langsung dengan Dr. Anugra. (bagaimana pendapat mereka silakan tanyakan langsung kepada EO, Panpel & peserta Kopdar bandung)