Mohon tunggu...
Habib Yogatama
Habib Yogatama Mohon Tunggu... Lainnya - LMG - SBY - MLG - PKY

In God I Trust

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tapak Tilas Timnas U-19 (2013)

27 Januari 2022   15:35 Diperbarui: 27 Januari 2022   15:40 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2013 silam, tepatnya pada tanggal 22 September Timnas Indonesia U-19 menahbiskan diri sebagai juara piala AFF setelah mengalahkan Vietnam di partai Final melalui drama adu penalti yang berkesudahan dengan skor 7-6. Ilham Udin Armayn sebagai algojo tendangan pinalty terakhir, menjadi pahlawan kemenangan yang disambut dengan gemuruh sukacita di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Setelah sekian purnama, ibarat oase di tengah padang pasir, prestasi tersebut menjadi pelepas dahaga yang dinantikan oleh masyarakat pecinta bola di seluruh Indonesia.

Sedikit flashback ke belakang. Minggu, 6 Juni 2021 udara Pagi di Kota Batu terasa sangat sejuk. Kebetulan saat itu saya sedang berlibur di Villa Kusuma Agrowisata. Menurut saya, tempat ini memiliki kesan dan nilai sejarah tersendiri.

Tahun 2013, saat saya masih menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang. Kawasan Kusuma Agrowisata Kota Batu, menjadi tempat yang perlu dikunjungi di saat tidak ada tugas kuliah. Tidak lain karena rasa cinta dan euforia yang tinggi terhadap Timnas Indonesia U-19 kala itu. Di sisi lain, jarak antara Malang dan Batu cukup dekat, bisa ditempuh selama 20 menit dengan motor.

Lapangan Kusuma Agrowisata menjadi saksi bisu, tempat dimana Evan Dimas muda dan kolega digembleng langsung oleh Coach Indra Sjafri selama 2 bulan masa training camp (9 November 2013 sd. 9 Januari 2014) untuk meningkatkan skill, fisik dan mental sebagai seorang pemain sepak bola profesional secara matang.

Selain itu, pemusatan latihan Timnas U-19 di Kota Batu tersebut sebagai persiapan untuk menyongsong gelaran Piala Asia 2014 di Myanmar, dan target utamanya adalah Timnas U-19 bisa lolos ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru pada tahun 2015 mendatang.   

Berbicara mengenai Pelatih, saat itu Timnas U-19 diarsiteki oleh Coach Indra Sjafri. Pelatih asal Padang, Provinsi Sumatera Barat tidak sendirian. Coach Inda dibantu oleh Coach Nursaelan Santoso dan Eko Purjianto sebagai Asisten Pelatih. Pelatih Kiper ditempati oleh coach Jarot Supriadi. Selanjutnya, ada nama Mas Guntur Cahyo Utomo sebagai mental coach Hansamu Yama dkk.

Satu hal yang cukup menarik di sini adalah kehadiran Mas Guntur Cahyo Utomo sebagai mental coach Timnas U-19. Mas Guntur sendiri merupakan Lulusan S1 dan S2 Psikologi UGM yang memiliki lisensi C kepelatihan AFC. Bisa dikatakan hadirnya Mas Guntur di skuad Timnas U-19 merupakan terobosan yang sangat tepat dalam membenahi masalah mental Pemain Timnas yang disebut-sebut menjadi faktor pembatas dalam meraih prestasi.

Masalah mental menjadi catatan khusus, mengingat notabene pemain Timnas U-19 merupakan anak-anak muda yang menurut tokoh Psikologi Erik Erikson dalam perkembangan psikososialnya berada dalam fase penuh kegalauan, masih berusaha mencari dan menemukan identitasnya (Identity vs Confusion). Disisi lain, mereka harus membagi fokus dan tanggung jawabnya sebagai atltet sepak bola berjuang mengharumkan nama Indonesia di level internasional.

Ditambah lagi, pada saat itu euforia dan ekspektasi Masyarakat Indonesia terhadap Timnas U-19 sangat tinggi. Hal ini bisa kita maklumi sebab mereka sudah begitu capek dan bosan mengharapkan prestasi dari Timnas Senior yang entah sampai kapan mampu mengakhiri paceklik juara.

Tidak lama setelah euforia keberhasilan Timnas U-19 di piala AFF tahun 2013. Evan Dimas dkk. berhasil menyapu bersih pertandingan kualifikasi Piala AFC U-19 di Grup G dengan poin sempurna. Hal ini semakin melambungkan harapan masyarakat Indonesia yang semakin optimis akan prestasi Timnas U-19 racikan coach Indra Sjafri untuk lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2015.

Apalagi, di dalam babak penyisihan Grup G. Timnas Indonesia U-19 mampu mempecundangi Korea Selatan (12/10/2013) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Khayalak tahu, bahwa Korea Selatan merupakan negara yang menjadi langganan Piala Dunia, salah satu negara yang level sepak bolanya terbaik di Asia, malam itu dibuat tak berdaya.

Evan Dimas Darmono menjadi aktor antagonis melalui hatrick-nya ke gawang Korea Selatan U-19 pada menit 30, 47 dan 84. Korea Selatan hanya mampu membalas 2 goal melalui tendangan pinalty Seol Taesu menit ke 32, dan sundulan Myeongwon menit ke 90. Alhasil sejarah baru tertulis, skor akhir 3-2 untuk kemenangan Timnas Indonesia U-19.

Perjalanan Timnas Indonesia masih panjang. Pada akhirnya asa itu masih terjaga. Sepak bola selalu mengajarkan jangan pernah kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik, menemukan rasa cinta yang tidak berujung, dan kesetiaan yang tidak pernah usai.

Kendawangan-Kalbar, 16 Januari 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun