Halo Kompasianer, sudah belanja untuk Lebaran  belum?
Belanja, ehm mendengar kata itu sebagian besar perempuan akan sangat senang bahkan bisa di katakan "hobi". Entah itu belanja baju,tas, bahkan sampai belanja kebutuhan pokok (pokoknya pengen)
Sebagai pria saya juga merasakan nikmatnya berbelanja. Saat saya mengikut istri saya untuk berbelanja kebutuhan pokok di suatu minimarket atau swalayan. Â
Saya mendorong troli dengan posisi di belakang si "nyonya besar" sambil tengok kanan tengok kiri, rasanya semua barang yang saya liat entah itu makanan, parfum mobil, kopi favorite atau apapun itu, dapat menghipnotis saya untuk memindahkan barang tersebut ke dalam troli yang saya bawa.Â
Semua di ambil, semua rasanya butuh, semua rasanya enak dan membuat kalap. Padahal barang tersebut belum tentu kita butuhkan. Terkadang saking asyiknya ambil sana-sini, kita lupa bahwa semakin banyak barang yang kita ambil akan berbanding lurus dengan panjangnya struk belanjaan kita, dan akhirnya boom!! Â bayarnya segunung.
Contoh kasus pertama, saat kita keluar untuk berbelanja atau keluar rumah dalam keadaan perut kosong (Puasa). Kecenderungannya saat kita melihat makanan apapun itu akan terasa sangatlah enak dan lezat, padahal belum tentu seenak itu saat masuk ke dalam mulut kita.
Dua contoh di atas sering kita dapati pada diri kita.
Ada sedikit celah antara keinginan dan kebutuhan yang terkadang menjadi kabur.Â
Sebentar lagi kita akan merayakan hari raya Idul Fitri, hari kemenangan setelah selama sebulan penuh kita berpuasa. Salah satu hal yang paling di tunggu pada saat Hari Raya adalah THR atau Tunjangan Hari Raya. Uang THR kebanyakan untuk belanja pakaian, makanan ringan atau biskuit, sirup, minuman ringan berkarbonasi dan juga sebagai angpao bagi keponakan atau anak-anak kita.