Elgen R. Matindas – Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Binawan
Â
Tahukah Anda?
Di antara banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting yang sering dianggap remeh oleh para pekerja. Seharusnya keselamatan kerja perlu dijadikan prioritas utama dalam dunia kerja. Namun, faktanya di lapangan kita sering dipertunjukan dengan hal yang berbanding terbalik dengan yang semestinya.
Dampak yang akan terjadi apabila pekerja tidak mematuhi penggunaan APD di lapangan kerja adalah jika terjadi suatu kecelakaan kerja, kecelakaan tersebut dapat menyebabkan suatu cedera. Cedera ini akan berdampak pada produktivitas pekerja, seperti tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan dan pekerja itu sendiri. Mengapa demikian? Karena cedera atau luka yang timbul oleh kecelakaan kerja dapat berupa cedera ringan dan berat seperti anggota tubuh yang tidak lengkap (cacat) hingga meninggal dunia. (Arifin & Susanto, 2013)
Sebagai contoh masih banyak terjadi kecelakaan pada pekerja nelayan di Desa Malompor Timur ada sekitar 170 nelayan, pada kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2018 di mana terdapat satu orang pekerja nelayan yang mengalami kecelakan hingga menyebabkan satu tangannya terputus akibat mesin yang ada di perahu.(Ngongoloy dkk., 2023).
Dari data dan kejadian-kejadian yang telah terjadi, lantas mengapa masih banyak pekerja yang mengabaikan Alat Pelindung Diri (APD) ini? Dan apa yang harus kita lakukan untuk mengubah pola pikir tersebut? Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pentingnya APD, mengapa hal ini sering dilupakan, dan bagaimana cara kita untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja khususnya keselamatan kita sendiri.
Seberapa Penting APD?
Sebelum kita membahas mengenai topik utama mengapa APD sering dilupakan, kita perlu memahami terlebih dahulu mengenai seberapa penting APD bagi pekerja. Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 340 juta kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, terdapat lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya pada tempat kerja, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah sebanyak 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja dan sakit di tempat kerja. (Situngkir dkk., 2021)
Dari data di atas kita bisa mengetahui bahwa bahaya di tempat kerja bukanlah sesuatu yang dapat kita remehkan atau kita abaikan. Pengendalian bahaya pada sumber kecelakaan perlu kita hidupkan dalam lingkup dunia kerja. Seperti penambahan fitur keamanan untuk alat yang sudah ada, membuat ulang rencana kerja, isolasi tempat kerja dari bahaya, hingga pembelian alat baru. Metode ini akan menghilangkan bahaya atau mengisolasi bahaya dari pekerja. Namun, ketika bahaya tidak dapat dihilangkan atau tidak mampu dikontrol, maka Alat Pelindung Diri (APD) solusinya. APD harus dianggap menjadi tingkat akhir dari perlindungan apabila semua metode menghilankan tidak dapat digunakan atau tidak memungkinkan digunakan.
APD memiliki fungsi utama sebagai pelindung pekerja dari berbagai bahaya di berbagai tempat kerja terutama di tempat-tempat kerja yang memiliki risiko tinggi, seperti  manufaktur, kontruksi, pertambangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, APD merupakan elemen terpenting dalam menjaga keselamatan pekerja.
 Mengapa?
Lantas, apa alasan APD sering dilupakan dan diabaikan oleh pekerja dan perusahaan, padahal APD merupakan salah satu elemen penting dalam menjaga keselamatan pekerja? Hal ini menjadi salah satu tantangan utama bagi perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bebas dari kecelakaan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa APD sering dilupakan dan diabaikan oleh pekerja dan perusahaan :
1) Kurangnya pemahaman tentang pentingnya APD
> Â Menurut penelitian dari Sovian Piri, Bonny F. Sompie, dan James A. Timboeleng yang membahas mengenai pengaruh kesehatan, pelatihan dan penggunaan alat pelindung diri terhadap kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi di kota Tomohon di sana diperlihatkan bahwa sekitar 96,4% pekerja belum pernah bahkan tidak pernah mengikuti pelatihan kerja.(Piri dkk., 2012).
2) Rasa tidak nyaman atau merasa tidak terbiasa
> Beberapa APD merasa tidak nyaman atau mengganggu ketika digunakan saat bekerja. Seperti contoh, masker dan kacamata pelindung. Masker dapat menyebabkan sesak nafas dan kacamata pelindung dapat menghalangi penglihatan pekerja. (A2K4., 2023).
3) APD tidak tersedia atau tidak memadai
> Ada situasi di mana APD tidak disediakan atau tidak dapat digunakan secara maksimal karena sudah lama. Namun, perusahaan atau orang yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerja tidak mengganti atau menyediakan hal tersebut yang membuat banyak pekerja tidak dapat menggunakan APD. Â (A2K4., 2023).
4) Kurangnya pengawasan
> Kurangnya pegawasan atau penegakan peraturan yang tidak ketat terhadap penggunaan APD dapat menyebabkan pekerja lalai dalam menggunakan APD. Seandainya, di suatu perusahaan ditegakan peraturan yang tegas dan jelas lalu pekerja juga diawasi dengan ketat, mungkin pekerja tidak akan lupa dalam penggunaan APD. (A2K4., 2023).
Bagaimana?
Setelah kita mengetahui beberapa alasan mengapa pekerja enggan untuk menggunakan APD saat bekerja, lalu apa yang harus kita lakukan untuk bisa meningkatkan kesadaran akan menggunakan APD untuk menjaga keselamatan di lingkungan kerja?
Ada beberapa cara atau strategi untuk meningkatkan kesadaran pekerja dalam menggunakan APD diantaranya melibatkan pendekatan pelatihan, kampanye kesadaran risiko, penjagaan dan perbaikan kualitas APD, dan perubahan budaya atau kebiasaan dengan keterlibatan aktif dari seluruh pihak yang terlibat. (Azhari & Mustofa, 2023)
Kesimpulan
Jadi, Alat Pelindung Diri (APD) memiliki peran penting sebagai pelindung nyawa yang tidak boleh disepelekan atau diremehkan. Akan tetapi, ada berbagai alasan seperti minimnya pengetahuan, rasa mengganggu dan tidak nyaman, serta lemahnya budaya keselamatan kerja sehingga membuat hal ini sering dilupakan. Dengan strategi yang benar dalam hal pendekatan, kita bisa mengubah cara pandang ini dan membangun lingkungan kerja yang memberikan suasana kerja yang aman untuk semua. Karena akhirnya, keselamatan adalah tanggung jawab Bersama.
REFRENSI
Arifin, B., & Susanto, A. (2013). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI BAGIAN COAL YARD PT X UNIT 3 & 4 KABUPATEN JEPARA TAHUN 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2. https://www.neliti.com/publications/18861/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kepatuhan-pekerja-dalam-pemakaian-alat-pel#id-section-title
Azhari, F. M., & Mustofa, I. (2023). Strategi Meningkatkan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Proyek Konstruksi di Tulungagung. 5(3), 2714–2755. https://doi.org/10.556442
Ngongoloy, G. N., Pinontoan, O. R., & Kawatu, P. A. T. (2023). Gambaran Pengetahuan Dan Tindakan Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Nelayan Perahu Besar Di Desa Molompar Timur Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Teggara. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 12(1). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/46308
Piri, S., Sompie, B. F., & Timboeleng, J. A. (2012). PENGARUH KESEHATAN, PELATIHAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI KOTA TOMOHON. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 2(4). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jime/article/view/4246
Situngkir, D., Rusdy, M. D. R., Ayu, I. M., & Nitami, M. (2021). SOSIALISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SEBAGAI UPAYA ANTISIPASI KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK). JPKM : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 2(1), 64–72. https://doi.org/10.37905/jpkm.v2i1.10242
A2K4. (2023) Ini Alasannya Kenapa Para Pekerja Tidak Pake APD?https://pakki.org/berita_detail/ini-alasannya-kenapa-para-pekerja-tidak-pake-apd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H