Mohon tunggu...
Elga Pingka Anjani
Elga Pingka Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga

Saya seorang mahasiswa si UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anthony Giddens: Teori Strukturasi Beserta Contohnya

16 Oktober 2022   21:06 Diperbarui: 18 Oktober 2022   20:49 16174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Strukturasi

Anthony Giddens merupakan seorang teoritisi sosial inggris masa kini. Giddens merupakan teoritisi kelahiran Edmonton, London Utara pada tanggal 18 Januari 1938. Giddens menempuh pendidikan di Universitas Hull, di the London School of Economics, dan di Universitas London. Giddens diangkat menjadi dosen di Universitas Leicester pada tahun 1961. Lalu pada tahun 1969, ia beralih jabatan menjadi sosiologi di Universitas Cambridge. Perjalanan panjang yang dilalui Gidden menghasilkan sebuah karya yang  sangat menakjubkan berupa teoritisi penting. Melalu karyanya yang dihasilkan atas perjalanan hidup yang panjang, terbangunlah dalam dirinya mengenai teoritisnya sendiri. Teoritis yang ia bangun itu terkenal sebagai teori strukturasi

Sebagai seorang teoritisi, Giddens mampu memberikan perubahan yang besar dan membawa pengaruh yang baik. Ia terus berkembang dan dikenal di berbagai negara. Namun karya yang dihasilkan Giddens justru kurang diterima di negaranya sendiri, yakni Inggris. Hal ini disebabkan karena atas kerja keras dan usaha Giddens, ia berhasil meraih kemenangan dalam perlombaan teoritis tingkat dunia, padahal kebanyakan teoritis asal inggris lainnya gagal dalam perlombaan itu. Hal inilah yang membuat Giddens lebih berkembang dan lebih diterima di luar negaranya.

Giddens mulai meneliti teori teori yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Menurut Giddens, para agen harus memulai dari "praktik (interaksi) sosial yang terus berulang". Keterulangan "tindakan sosial" itu membentuk sebuah pola yang berjalan secara berulang kali dalam lintas ruang dan waktu. Teori Strukturasi milik Anthony Giddens merupakan salah satu usaha menggabungkan antara agen dan struktur. Agen dan struktur merupakan dua hal yang saling berkesinambungan. Agen dan struktur tidak dapat dipahami dalam keadaan saling terpisah satu sama lain karena menurut Giddens agen dan struktur merupakan dwi rangkap. Seluruh tindakan sosial memerlukan struktur dan seluruh struktur memerlukan tindakan sosial.

Giddens membedakan tiga dimensi internal pelaku, yakni motivasi tak sadar, kesadaran praktis dan kesadaran diskursif. Motivasi tak sadar meliputi keinginan atau kebutuhan yang berpotensi mengarahkan tindakan, kesadaran diskursif mengarah kepada kapasitas pelaku merefleksikan dan memberikan dan penjelasan secara mendetail atas tindakan pelaku,serta kesadaran praktis mengacu pada aspek pengetahuan yang tidak selalu dapat didefinisikan.

Dalam pemahaman penulis strukturasi adalah tindakan yang dilakukan secara berulang dan terpola yang mengkorelasikan antara tindakan perorangan dengan tindakan keseluruhan dalam lintas ruang dan waktu. Antara struktur sosial  dengan agen ada suatu hubungan yang saling terkait. Hal itu lah yang disebut dengan dualitas.  Agen menunjuk pada kapasitas tindakan perseorangan yang dilakukan atas dasar kemauan pribadi. Sedangkan struktur merupakan aturan-aturan yang membentuk praktik sosial secara berulang.

Giddens berpendapat bahwa agen selalu mempunyai ide tentang dunia sosialnya. Melalui idenya agen memiliki keinginan untuk mewujudkannya sekaligus berkeinginan untuk mempengaruhi dan mengubah dunianya. Pemikiran yang melahirkan gagasan tersebut membawa perubahan melalui tindakan yang dilakukan. Tatanan sosial yang lama pun mulai tergantikan dengan yang baru. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya zaman disertai dengan perkembangan teknologi, maka harus diimbangi dengan tatanan sosial yang mampu  menyesuaikan perkembangan zaman tersebut.

Tidak selamanya tatanan sosial berubah seiring dengan perkembangan zaman. Tatanan sosial yang tetap mampu menyesuaikan dengan  perkembangan zaman tidak menutup kemungkinan tetap digunakan dalam masyarakat. Dengan begitu tidak selamanya berubah sesuai zaman, akan tetapi disesuaikan kembali dengan kebutuhan dalam masyarakat.

Contoh penerapan teori strukturasi 

Teori Strukturasi dapat direfleksikan dalam kehidupan sehari hari dalam hal kemajuan teknologi yang dapat memudahkan kehidupan di dalam masyrakat. Kemajuan teknologi ini berkembang dengan begitu pesat ditengah kehidupan masyarakat. Dengan adanya perkembangan teknologi ini, ada dampak negatif dan juga positif yang dilahirkan. Di sisi lain hal ini juga dapat merubah kebiasaan yang telah ada dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat konvensional.

Dengan adanya teknologi, masyarakat hidup dengan berbagai kemudahan yang dapat dijangkau. Seperti halnya kemajuan teknologi dalam hal ojek online. Sebelum adanya kemajuan ini, masyarakat yang membutuhkan jasa ojek untuk berpergian atau mengantarkan pulang kerumah, ia harus datang ke pangkalan ojek. Namun saat ini ojek pun bisa dipesan melalui handphone, sehingga kita tidak perlu menghampiri pangkalan ojeknya. Hal ini merupakan kemudahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Dalam aplikasi ojek online tersebut juga tidak hanya menawarkan layanan antar penumpang saja, namun bisa juga berbelanja sayur dan buah, memesan makanan dan minuman, antar barang, mengisi token listrik dan berbagai tawaran kemudahan lainnya. Hal ini membuat inovasi baru dalam kehidupan masyarakat hadir. Sebagian masyarakat menerima dan memanfaatkan kemudahan  hidup ini. Masyarakat dengan cara pandang seperti itu pun cenderung perlahan meninggalkan kehidupan secara konvensional.

Sebagian masyarakat lainnya tidak begitu setuju dan kurang menerima akan hal itu. Ia berusaha mempertahankan kehidupan secara konvensional seperti yang dilakukan sebelumnya. Ada beberapa individu yang menganggap hal itu tidak sejalan dengan apa yang sudah menjadi kebiasaan. Namun hal itu lumrah terjadi,  sehingga kelompok masyarakat tersebut membentuk strukturasi yang berbeda.

Referensi : Teori Sosiologi Modern (2004) dan Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma (2012).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun