aku masih disini, diantara tawa renyahmu dan lesung di pipimu. juga diantara rapi rambutmu dan kuku pendekmu. aku masih disini diantara gelak yang tercipta dan canggung yang menghiasi udara ketika kau nyatakan cinta. aku masih disini, mengingat betapa engkau membenci warna kuning, yang justru mengingatkanku pada aura manismu. juga betapa kau mencintai suasana di toko buku itu, berulang kali kau mengajakku kesana. satu dua buku kau seludupkan ke kasir tiap kali aku menatapnya lama. aku masih disini, diantara euforia mendapatkan sebuah sarang kecil yang kau gaung-gaungkan sebagai milik kita. juga betapa rumit perhitunganmu merancang sarang "khusus" untuk diriku. tempat kecil dimana aku bisa bergelung sehari penuh ketika lelah menusukku dan dunia memukuliku dengan kejam. kau berkata dengan riang juga sedikit jumawa bahwa kau bisa membuatkan sarang ternyaman untukku, kau dengan bangga berkata bahwa sungguh mengenalku. sayang, kalau kau begitu mengenalku kau pasti tau yang paling membuatku nyaman adalah hangatmu. tempat paling nyaman untukku berlindung adalah senyummu, tempat paling indah untuk bernaung adalah matamu.Â
binar matamu, mengingatkanku pada sebuah danau yang kita sambangi di negeri orang. kau berkata riang bahwa menjelajahi bumi bersamaku adalah hal paling indah yang akan terjadi. tapi untukku, bersamamu adalah hal paling indah dan berharga, sayang. kau yang diam-diam belajar cara merawat bougenville ketika aku berkata begitu menyukai bunga kertas dan tulip, membuatku mabuk kepayang. kau menggaruk kepalamu yang tak gatal dan berkata, kau tidak bisa menumbuhkan tulip tapi bisa merawat bunga kertas di sarang kita. kita adalah 4 huruf yang paling kusukai. juga 4 huruf pada kata kamu. dan 4 huruf pada namamu. aku masih disini, tuan. mengingat semua kenangan manis itu, merengkuh duri yang akan melenyapkan aku. tapi tuan, engkau dimana? mengapa engkau menghilang bersama kabut, dan hadir bagai siluet diantara mimpi-mimpi burukku? tuan, aku masih disini. menantimu menjemputku di sarang yang kau rawat dan kau buat sendiri, aku juga masih ada di tempat yang kau gunakan seluruh usahamu untuk membuatnya. tuan, kemanakah engkau pergi tanpa diriku? bukankah menjajaki bumi bersamaku adalah hal yang menyenangkan untukmu? tuan, jika kau kembali. aku masih disini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI