Mohon tunggu...
Elga Lutfiana Wanti
Elga Lutfiana Wanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Review, Cerpen dan Konten lainnya

Perempuan yang selalu dalam naungan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku: Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya (Kisah Sufi dari Madura)

1 Januari 2023   13:19 Diperbarui: 1 Januari 2023   17:35 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari judulnya, buku ini sudah sanggup mencuri perhatianku. Covernya yang simple cukup menggambarkan isi dan judul dari bukunya. Pengantar buku ini di tulis oleh Penerbit dan Mahfud Ikhwan, Pengantar oleh Mahfud Ikhwan mencuri perhatianku karena beliau mengawalinya dengan sebuah potongan lirik qawwali yang ditulis oleh Gulzar yang berjudul Naina Thag Lenge, seorang penyair sekaligus sutradara yang disegani di India.

Bicara tentang bahayanya mempercayai pandangan mata, tentang riskannya meyakini hal yang wadak semata

Kalimat diatas sarat makna bagi saya karena dizaman serba modern seperti sekarang ini, masyarakat sering tertipu dengan apa yang tampak saja, tanpa mencari tahu apa kronologi atau kebenarannya. Hal tersebut mengkhawatirkan karena masyarakat akan mudah diombang-ambing oleh berita-berita yang belum diketahui kebenarannya. Kalimat diatas juga menjadi pengingat untuk saya agar tak mudah mempercayai segala sesuatu sebelum mencari tahu kebenarannya. Dalam pengantar beliau menceritakan sedikit tentang bagaimana beliau mengenal penulis, serta sedikit sepak terjang penulis dalam dunia kepenulisan. 

Lanjut kebagian isi, cerita yang dibawakan oleh penulis sangat ringan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari tapi sarat dengan makna. Jujur saja saat membaca ini saya kerap kali merasa ditampar dan merasa sangat malu. Membaca buku ini bisa membantu saya muhasabah diri dan kembali merenungkan nilai-nilai kehidupan yang cenderung saya sering lupakan. Karakter Cak Dlahom yang bisa dibilang nyeleneh dan agak edan sering membuatku geleng-geleng kepala karena tingkahnya. Tapi sikap nyelenehnya Cak Dlahom sendiri aku memandang beliau sebagai orang cerdas, karena ia bisa membagi ilmunya dengan ungkapan-ungkapan dan cara yang diluar nalar.

"Batu tak sanggup jadi manusia karena merasa kalah keras dibanding hati manusia"

Kutipan diatas merupakan potongan dari cerita yang paling berkesan, kalimat diatas sebagai pengingat bahwa kadang kerasanya hati manusia mengalahkan kerasnya batu.

Buku ini sangat saya rekomendasikan, karena banyak hal yang bisa didapatkan dalam buku ini. Rating keseluruhan 5 dari 5 bintang.

Worth to buy, worth to read.

Sekian, semoga review buku ini membantu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun