Sekelumit nyeri menari-nari dalam dadaku
Mencari duka untuk disesapiÂ
Aku yang pandai bersembunyi, masih menghindari terang
Aku yang pandai berkelit, masih membohongi malam
Aku yang terbawa angin, silau akan kemilaumu
Aku terbawa dalam kenestapaan yang tercipta dari ekspetasi
Aku yang seolah dungu, berharap akan ada cinta yang kau sematkan
Walau rindu bak gelombang tsunami
Kusembunyikan, kata cinta
Di antara bait-bait sajak
Di antara gemerlap bintang
Di panasnya mentari
Di tengah hiruk pikuk dunia
Di kala sunyi adalah teman yang abadi
Aku si pandai sembunyi
Berlari berlawanan denganmu
Berharap dan berharap
Lalu mati
(Tangerang, 26 Mei 2022)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI