Ia jempalitan melihat terang
Kakinya busuk bernanah
Ia sungsang-sumbal meraihnya
Ia mematung hampa
Lukanya tak meradang, ia biarkan
Kaki tertancap dalam
Ia menemukannya
Ia berlonjak
Ia gembira
Jurang kelam menghampiri bak fatamorgana
Ia terpana
Lukanya, meruntuhkan pijakannya
Ia membasuh lukanya dengan air bening nan harum
Ia girang seolah ia hidup selamanya
Kakinya mengkhianati ia
Ia jatuh
Ia berbangga
Ia mati
(Tangerang, 20 Maret 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!