Mohon tunggu...
Elfrida Agustina Simanjuntak
Elfrida Agustina Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu Rumah tangga

aku seorang yang sederhana, ceria dan ambisius. pencinta cerita fiksi dan imajinatif. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Hari Mama

23 Desember 2018   02:09 Diperbarui: 23 Desember 2018   02:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mama,,

Bila di dunia ini, ada kata yang lebih indah dari kata terimakasih

Aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkannya.

Rasa terimakasih tak kan pernah cukup mengungkapkan kasih mu.

Bagai mata air dipadang gurun

Engkau menyejukkan hati yang  panas

Engkau membasuh hati yang kering

Engkau bagai bunga bakung, indah dan harum

Bila tanpa mama, keluarga bagai rumah tak berpenghuni. Sepi dan suram

Seperti bintang Sirius, engkau adalah cahaya paling terang digalaxi hidup ku.

*

Meski aku sering berselisih paham pada mu.

Kadang aku tidak tau maksud amarah mu.

Kadang aku membenci mu karna keegoisan ku

Bagai angin lalu, berhembus dan tak berjejak

Engkau selalu penuh kasih

Engkau tak membutuhkan kata maaf,

Tanpa aku meminta.

Dengan besar hati, maaf mu sudah mendekap ku penuh kasih.

Menghangatkan jiwaku yang dingin oleh penyesalan

*

Tak pernah  memandangku sebagai musuh

Tapi bagai harta yang tidak ternilai

Mengorbankan hidup mu demi aku,

Yang kadang aku sendiri lupa menghargai hidupku

Dan engkau membuat ku lebih dari emas permata.

*

Aku,, aku anak mu yang tidak berbakti ini suka mengeluh.

Mengeluh karena tuntutan mu ini dan itu.

Mengeluh karena engkau sering mengganggu ku.

Mengangap ku seperti anak kecil dan sering memarahi ku.

Tapi,,, tapi aku salah

Pengorbanan mu dibayar dengan seluruh waktu dan harta

Tak akan pernah bisa lunas.

Dan akan selalu berbunga

Dan mungkin akan gugur pada saat matahari tak lagi bersinar.

Dan layu pada saat laut tidak lagi menguapkan hujan.

Dan pagi tidak lagi meneteskan embun.

*

Mama,,,

Membawa ku kemanapun engkau pergi selama 9 bulan

Merasakan sakit dan kekuatiran selama aku mengobok-obok perut mu

Mengerahkan seluruh tenaga mu hingga aku bisa melihat dunia.

Memaksa mu bersabar karena kenakalan ku

Mengganggu tidur mu karena tangisan ku

Membuat mu menangis karena tak memahami mu.

*

Rindu,, ya rindu

Tak pernah ada yang mengerti perasaan mu.

Engkau hanya rindu, rindu bercanda dengan ku,

Rindu bermain dengan ku

Sedewasaa apapun aku, dimata mu aku hanyalah anak kecil yang engkau timang

Anak kecil yang ingin selalu engkau dengar memanggil, “mama, mama, mama”

*

Mama,,

Maukah engkau hidup lebih lama lagi demi aku?

Mama,, aku mohon!

Memohonlah pada Tuhan agar usia mu, sampai pada aku melukis senyuman di wajah mu.

Bila dunia menanyakan apa mimpi ku.

Aku akan menjawab “Membahagiakan mu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun