Mohon tunggu...
Elfrida Agustina Simanjuntak
Elfrida Agustina Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu Rumah tangga

aku seorang yang sederhana, ceria dan ambisius. pencinta cerita fiksi dan imajinatif. :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BPJS Kesehatan Melayani Negeri

23 Desember 2018   00:08 Diperbarui: 23 Desember 2018   00:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan adalah harta yang paling berharga milik kita yang harus dijaga. Tidak perduli kita kaya ataupun miskin, tua maupun muda, laki-laki dan perempuan, semua menginginkan tubuh tetap  sehat dan semua membutuhkannya. Tetapi sayangnya tidak semua dapat menikmati sehat dan harus menerima dirinya mengalami sakit. Hal ini didorong oleh beberapa faktor. Sebagian orang ada yang sakit dari lahir, ada yang sakit karena usia, ada yang sakit karena tidak dapat menjaganya dan adapula yang sakit karena titipan Tuhan. Kita tidak pernah tahu kapan penyakit itu akan datang menyerang tubuh kita, menghancurkan bahkan merenggut nyawa kita. Hal yang harus dilakukan bila penyakit itu datang, kita harus segera mengobatinya.

Penyakit menyerang tidak pernah mengenal kondisi, apakah saat itu ekonomi kita sedang baik atau sedang buruk. Tetapi mengeluarkan biaya yang besar untuk sebuah penyakit pasti terasa sangat menyesakkan. Mirisnya ada orang yang mengorbankan kesehatan demi sebuah kekayaan dan harus mengorbankan seluruh kekayaannya demi mendapat kesembuhan. Bila penyakit itu sudah datang, apakah kita sudah siap dengan segala resiko?

Pemerintah memiliki komitmen untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan pelayanan Asuransi Kesehatan yang dikelola oleh BPJS.  BPJS Kesehatan memiliki motto Terwujudnya Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh Penduduk Indonesia. BPJS Kesehatan Melayani, Sepenuh Hati Mengabdi untuk Negeri. Program pemerintah dalam mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat melalui JKN-KIS yaitu Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)  merupakan perluasan keanggotaan JKN. 

Sesuai Perpres RI No 19 Tahun 2016, BPJS Kesehatan terdiri dari dua jenis yaitu non-PBI (non-Penerima Bantuan Iuran) bagi yang mampu dan PBI (Penerima Bantuan Iuran) bagi masyarakat yang tidak mampu. Di dalam BPJS non-PBI terdapat kelas-kelas berdasarkan tingkatan pelayanan kesehatan. Setiap kelas mempunyai premi yang harus dibayar, yaitu kelas 1 kelas bertarif Rp 80.000, kelas 2 Rp 51.000, dan kelas 3 Rp 25.500. sedangkan BPJS PBI preminya dibayarkan oleh pemerintah. JKN-KIS ini adalah jaminan kesehatan yang melindungi kita, bila kita menghadapi penyakit sehingga tidak terhalang oleh biaya. Jadi jangan menunggu sakit dulu baru memiliki JKN-KIS.

Saya adalah seorang Ibu Rumah Tangga dengan ekonomi yang pas-pasan. Suami saya hanya seorang buruh pasar yang setiap hari membawa pulang uang hanya cukup untuk makan. Bahkan kadang tidak cukup untuk menghidupi 4 orang anak. Sebagai keluarga kurang mampu, keluarga kami mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah berupa JAMKESMAS. Kemudian Jamkesmas berubah menjadi Kartu Indonesia Sehat. Keluarga kami beruntung karena mendapatkan KIS yang dibayarkan oleh pemerintah.

Suatu hari saya sering mengalami keluhan di tangan. Saya sering merasa kebas pada tangan sebelah kanan, setiap malam saya sering meronta kesakitan akibat nyeri di tangan sehingga saya harus selalu mengatur posisi tidur, ditambah lagi punggung saya selalu nyeri. Parahnya lagi pada saat beraktifitas saya tidak mampu mengangkat beban meski hanya sebaskom air apalagi mencuci pakaian. Saya tidak tahu, sebenarnya apa penyakit saya.  Pada saat hendak tidur saya meminta anak saya untuk mengurut punggung saya karena sakit yang sudah tidak tertahankan. Mau ke rumah sakit saya tidak memiliki uang, apalagi untuk biaya berobat. 

Pada saat mengurut anak saya menemukan benjolan dipunggung saya. Karena merasa khawatir anak saya memaksa untuk membawa ke salah satu puskesmas di Dolok Batu Nanggar dekat rumah. Betapa terkejutnya saya ketika dokter menduga benjolan itu adalah tumor. Dokter menyarankan saya supaya melanjutkan pengobatan ke rumah sakit. Di rumah sakit akan lebih diketahui apa sebenarnya benjolan dipunggung saya. Saya mengurungkan niat untuk berobat karena biaya. 

Namun dokter menanyakan apakah saya memiliki KIS, dengan sigap saya jawab "ya". Dokter kemudian membuat surat rujukan ke rumah sakit dan rumah sakit boleh dipilih. Kemudian saya memilih rumah sakit yang tidak terlalu jauh dari rumah yaitu Rumah Sakit Laras, Simalungun. Disana saya melakukan pemeriksaan dan diketahui bahwa benjolan itu adalah Tumor. Tumor ini memang tumor jinak sehingga tidak mematikan, tetapi apabila dibiarkan akan menyembabkan kelumpuhan pada tangan sebelah kanan saya. Dokter mulai menganjurkan untuk dilakukan operasi.

Beberapa hari setelah disepakati untuk operasi, sayapun dioperasi untuk pengambilan batu tumor di punggung saya. Setelah ketakutan karena biaya, kini saya takut, apakah operasinya akan berjalan lancar?. Apakah dokter akan memperlakukan saya sama seperti mereka yang biayanya ditanggung mandiri bukan seperti saya gratis oleh pemerintah.

Operasi berlangsung 2 jam 30 menit dan saya pingsan selama 4 jam untuk menstabilkan tubuh saya dari obat bius akibat operasi. Dokter dan perawat melayani saya dengan baik. Saya sangat merasa senang karena bisa berobat gratis. Karena saya tau biaya operasi saya senilai      Rp 12 juta. Uang yang tidak mungkin saya miliki. Hal yang membuat saya tambah senang adalah ketika dokter mengatakan saya akan segera sembuh. Selama perawatan 3 hari dirumah sakit saya diberi makanan yang mengandung protein untuk proses penyembuhan luka.

Saya mendapatkan pelayanan kelas III, disana saya dapat menjumpai orang-orang yang bernasib sama seperti saya. Mereka harus dirawat dirumah sakit selama berhari-hari. Ada yang sudah 12 hari, ada yang 7 hari dan ada yang seperti saya. Kami yang ada diruangan itu memiliki latarbelakang sama. Kurang mampu dan berobat menggunakan KIS.

Dari pengalaman saya itu, saya mulai berfikir bagaimana kalau tidak ada JKN-KIS? Apa yang akan terjadi kepada kami? Apakah kami akan sakit selamanya dan mati tanpa mendapat pengobatan?. Saya sangat bersyukur karena adanya BPJS kesehatan ini. BPJS Kesehatan Melayani, Sepenuh Hati Mengabdi untuk Negeri.

Saya mungkin beruntung karena mendapat asuransi kesehatan dari BPJS Kesehatan secara gratis tetapi bagi yang merasa mampu untuk membayar tidak salah kalau harus memilki asuransi kesehatan. BPJS Kesahatan Melayani, Sepenuh Hati Mengabdi untuk Negeri. Saya yakin diluar sana juga ada banyak orang yang terbantu karena memiliki BPJS kesehatan. Mereka yang mau memiliki BPJS Kesehatan adalah mereka yang peduli akan kesehatan dan perasaan anggota keluarganya yang tidak ingin kehilangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun