Mohon tunggu...
Elfrida Ambarita
Elfrida Ambarita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa dari program studi Biologi , Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi. Hobi saya adalah membaca buku dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Teknologi Hijau dalam Mitigasi Kenaikan Suhu di Jambi

5 November 2024   22:57 Diperbarui: 5 November 2024   23:28 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam upaya menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, Indonesia telah mengambil langkah signifikan melalui implementasi teknologi hijau sebagai bagian dari strategi mitigasi. Dalam konteks ini, Pakta Glasgow yang disepakati dalam Konferensi Perubahan Iklim COP26 menjadi landasan bagi negara ini untuk memperkuat komitmennya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan lingkungan.


 Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia, dengan sumber daya alam yang melimpah, berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim. Salah satu pencapaian yang patut dicatat adalah penurunan laju deforestasi yang mencapai level terendah dalam dua dekade terakhir. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa kebakaran hutan di Indonesia juga mengalami penurunan yang signifikan, dengan angka kebakaran hutan menurun hingga 82 persen pada tahun 2020.


 Dalam upaya lebih lanjut, Indonesia merencanakan restorasi 600.000 hektar mangrove pada tahun 2024, yang merupakan salah satu upaya restorasi skala terbesar di dunia. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mengubah industri yang bertanggung jawab atas 60 persen emisi menjadi penyerap karbon bersih pada tahun 2030. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia menunjukkan bahwa teknologi hijau bukan hanya sekadar pilihan, tetapi merupakan keharusan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Melalui kolaborasi dan komitmen yang kuat, Indonesia berupaya menjadi contoh dalam mitigasi perubahan iklim di tingkat global.


     Berbagai daerah di Indonesia salah satunya adalah Kota Jambi, menghadapi ancaman perubahan iklim seiring dengan meningkatnya suhu. Peningkatan suhu di Jambi beberapa minggu belakangan ini mencapai 35°C- 37°C. Kepala BMKG Stasion Meteorologi Sultan Thaha Jambi, Ibnu Sulistyono, mengatakan bahwa penyebab cuaca terik yang terjadi di Kota Jambi saat ini disebabkan oleh proses pertumbuhan bibit siklon tropis di utara wilayah Indonesia, tepatnya di sekitar laut Filipina. Peningkatan suhu ini berdampak pada ekosistem, ekonomi dan kualitas hidup khususnya pada Kesehatan masyarakat. Akibatnya, pemerintah dan masyarakat harus mencari solusi untuk meredam dampak perubahan iklim melalui penerapan teknologi yang ramah lingkungan.Pemerintah Provinsi Jambi semakin serius menangani masalah perubahan iklim, yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakatnya. Suhu udara di Jambi telah melonjak drastis dalam beberapa minggu terakhir,sehingga banyak masyrakat yang kurang nyaman dengan kondisi ini. Menurut Ibnu Sulistyono, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Sultan Thaha Jambi, peningkatan suhu ini disebabkan oleh pertumbuhan bibit siklon tropis di Laut Filipina, yang berdampak pada peningkatan suhu di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jambi.

      Pemerintah setempat mulai menerapkan teknologi hijau sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak kenaikan suhu. Teknologi ini termasuk penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon. Panel surya akan dipasang di beberapa fasilitas umum dan pemukiman sebagai bagian dari program. "green technology" sebagai pendekatan yang berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengatasi perubahan iklim. Berikut ini adalah beberapa poin penting tentang green technology.

 Menurut pendapat Gragesti et al., (2022), terdapat beberapa inovasi green teknologi yang diharapkan dapat mengurangi permasalahan perubahan iklim saat ini yaitu,

  • Investasi Hijau : yaitu Investasi dalam proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti pembangunan infrastruktur hijau dan pengelolaan sumber daya alam yang efisien dimanaa dana yang dikumpulkan melalui sukuk hijau hanya diberikan untuk proyek-proyek yang berfokus pada mengurangi dampak perubahan iklim.

Wikipedia
Wikipedia
  • Proyek Hijau; Proyek Hijau yang menekankan bahwa sukuk hijau mendukung berbagai proyek untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, seperti pengelolaan kekeringan dan pengelolaan air. Tidak hanya proyek ini mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Wikipedia
Wikipedia
  • Kesadaran masyarakat: Kesadaran masyarakat yang dimana Green teknologi juga turut serta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kepentingan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan memilih berinvestasi dalam green sukuk, masyarakat dapat langsung ikut berkontribusi dalam upaya penanganan perubahan iklim, serta memahami tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.

Wikipedia
Wikipedia
  • Dampak Jangka Panjang: Dampak Jangka Panjang Penerapan green teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi umat manusia dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan prinsip maqashid syariah yang menekankan pada kemaslahatan umat dan  keberlanjutan hidup di bumi. Secara keseluruhan, green teknologi dalam konteks ini berfungsi sebagai solusi inovatif untuk mengatasi tantangan perubahan iklim melalui investasi yang berkelanjutan dan proyek-proyek yang mendukung kelestarian lingkungan.

Wikipedia
Wikipedia

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia menunjukkan bahwa teknologi hijbukan hanya sekadar pilihan, tetapi merupakan keharusan untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Melalui kolaborasi dan komitmen yang kuat, Indonesia berupaya menjadi contoh dalam mitigasi perubahan iklim di tingkat global.

Referensi: 

Grahesti, A., Fahma, D., & Pramuningtyas, E. (2022). Green Sukuk : Investasi Hijau Berbasis Syariah dalam Mewujudkan Ketahanan Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia. 8(03), 3374–3382

Humaniora, J. (2024). Implementasi pakta glasgow dalam menanggulangiperubahan iklim di indonesia. 1(3).

Penulis: 

1. Elfrida Cristia Ambarita (F1C422057)

2.Marsaulina Sihombing (F1C422005)

3. Pitri Kristiani Sihombing (F1C422053)

Dosen:

1. Ahmad Sazali, S.Si., M.Biotek.
2.Uni Baroroh Husnudin, S.Si., M.Sc.
3. Fitra Wahyuni, M.Si.

Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi

Mata kuliah: Agroindustri dan Green Teknologi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun