Mohon tunggu...
Ef
Ef Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seni Meracik

Setidaknya melalui platform ini kalian tahu aku pernah ada dan berkelana di dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memilih Pergi

15 Juli 2022   08:17 Diperbarui: 15 Juli 2022   08:18 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa baru sekarang? Ini adalah pertanyaan aku dan kamu yang menolak takdir
Kamu bilang dulu kita disembunyikan semesta, yang tersisa kita hibur diri ingin terlahir kembali sebab kita kehabisan cara meyakinkan diri untuk berjalan dan bertahan.
Dalam kesendirian pun acapkali aku bertanya dulu kamu di mana? Mengapa baru sekarang?
Daripada aku terus bertanya, aku memilih pergi. Seolah kamu tak pernah ada. Perjalanan  macam ini membuatku setengah mati.
Aku beranikan diri pamit dari kehidupan kita.
Aku tak ingin kita berjuang tanpa ada kepastian lalu mati. Kita harus berani memilih, sebab tak ada alasan  untuk saling menusuk pisau dalam sunyi. Terima kasih kamu pernah menjadikanku wanita paling bersyukur sedunia hanya dengan berbagi cerita dan tawa. Maafkan aku yang memutuskan pergi dan mengikhlaskan takdir kita.


Pacet, 08/07/22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Pergi pada Doa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun