Mohon tunggu...
Elfriati Siregar
Elfriati Siregar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru di salah satu sekolah SMP di Subulussalam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendulang Inspirasi: Peluang Emas dari Usaha Jasa Dongeng Keliling

2 November 2024   09:26 Diperbarui: 2 November 2024   13:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Elfriati Siregar, Epriadi, Khairunissa, Dr.Jamaluddin Nasution, S.Pd., M.Pd.

 

  • Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan anak, dongeng memiliki peranan yang amat signifikan, terlebih di era modern yang didominasi teknologi digital. Saat ini, penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel pintar, tablet, dan televisi terus meningkat, sehingga anak-anak sering terpapar konten digital yang mengurangi waktu mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dan memperluas imajinasi secara alami. Oleh karena itu, mendongeng kembali muncul sebagai alternatif pendidikan yang relevan dan penting.

Mendongeng bukan hanya kegiatan menghibur, tetapi juga efektif dalam membentuk aspek kognitif, sosial, afektif, dan konatif anak. Khan (2020) menegaskan bahwa dongeng dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis, empati, serta nilai-nilai moral. Melalui narasi cerita yang memikat, anak-anak belajar bagaimana memahami dan memproses berbagai situasi emosional, serta cara berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka. Dalam kerangka perkembangan sosial, dongeng menanamkan nilai-nilai dasar, seperti kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab, yang berkontribusi pada pembentukan karakter anak.

Di sisi lain, dongeng merangsang imajinasi dan kreativitas anak. Berbeda dengan konten digital yang sering kali menyajikan cerita dalam format audiovisual lengkap, dongeng mendorong anak untuk membayangkan alur cerita, karakter, dan latar yang diceritakan. Hal ini memberikan stimulasi yang lebih mendalam dalam proses belajar. Menurut penelitian Sari (2021), anak-anak yang secara rutin mendengarkan dongeng menunjukkan peningkatan kreativitas dan kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang terpapar konten digital secara terus-menerus.

Lebih lanjut, peran dongeng dalam meningkatkan keterikatan emosional antara orang tua dan anak tidak dapat diabaikan. Rahmawati (2022) menemukan bahwa aktivitas mendongeng bersama secara rutin dapat menciptakan kehangatan keluarga, mempererat hubungan emosional, dan memberikan momen berharga yang dapat dikenang seumur hidup. Mendongeng menghadirkan keintiman yang hilang di era digital dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

Melihat pentingnya peran dongeng, seorang guru bahasa Indonesia yang merasa prihatin akan berkurangnya aktivitas mendongeng di masyarakat memutuskan untuk menciptakan sebuah solusi: usaha "Jasa Dongeng Keliling." Usaha ini bertujuan memperkenalkan kembali manfaat mendongeng dalam kehidupan anak-anak. Usaha ini menjadi peluang kewirausahaan menarik di zaman sekarang, di mana keterampilan bercerita menjadi jembatan antara pendidikan tradisional dan dunia modern.

 

Urgensi Usaha Jasa Dongeng Keliling

Peluang mendirikan jasa dongeng keliling didasarkan pada kebutuhan akan edukasi yang menghibur dan interaktif, yang dapat bersaing dengan media digital. Dongeng juga dapat berfungsi sebagai media untuk melestarikan budaya lokal. Banyak cerita tradisional Indonesia yang kaya akan pesan moral dan nilai-nilai budaya yang memerlukan pengenalan lebih luas pada generasi muda. Rahmawati (2022) menunjukkan bahwa mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam dongeng dapat memperkuat identitas budaya anak dan meningkatkan penghargaan mereka terhadap tradisi.

Meskipun begitu, tantangan dalam mendirikan usaha ini cukup besar. Misalnya, persaingan ketat dengan media digital menjadi hambatan utama. Anak-anak cenderung lebih tertarik pada konten audiovisual, seperti animasi dan game, daripada cerita yang disampaikan secara langsung. Oleh karena itu, penyampaian dongeng harus kreatif, menggunakan alat bantu visual, dan melibatkan anak-anak secara interaktif untuk memikat perhatian mereka. Iskandar (2023) menyoroti pentingnya inovasi dalam mendongeng untuk menciptakan pengalaman yang tak kalah menarik dibandingkan media digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun