Karawang - Minggu, 11 Juli 2021 Dua petani muda yang berasal dari kabupaten karawang itu bernama elfrian Fajar dan zuhdi fauzi, dengan bermodalkan kemauan yang tinggi mereka mulai mengelola lahan seluas 1, 5 hektar untuk di tanami 6000 pohon terong kopek.
Elfrian Fajar sendiri murupakan sarjana pertanian lulusan Universitas Mercu Buana Yogyakarta, setelah lulus di tahun 2020 dia memutuskan untuk terjun langsung mengelola lahan garapan milik pengairan dan mengorganisir para petani lahan pengairan bersama temannya Zuhdi Fauzi. Hal tersebut dia lakukan sebagai tanggung jawab moril sebagai sarjana pertanian.
Zuhdi Fauzi sendiri merupakan santri dari pondok pesantren ikhlasul hasan yang memiliki pengalaman bedagang palawija di pasar johar karawang selama 4 tahun, bermodalkan pengalamantersebut dia bertekad mendukung untuk meningkatkan kesejahtraan petani dengan membantu memberikan harga yang sesuai dengan hasil petani supaya lebih layak. Relasi yang dimiliki oleh zuhdi dengan banyak pedagang di pasar induk hingga warung menjadi modal penting untuk memperoleh kepercayaan dari petani dalam menjalankan usaha mereka.Â
Mereka tidak hanya bertani namun melakukan kegiatan tataniaga hasil pertanian. "Kegiatan tataniaga pertanian merupakan faktor penting petani ketahui agar tidak mudah mendapat tekanan harga yang semena - mena dari tengkulak" ujar zuhdi fauzi. Fluktuatif tak jarang membuat petani merugi, belum lagi resiko gagal panen, harga pupuk melonjak dan banyak lagi.Â
Berawal dari kecemasan-kecemasan yang harus petani hadapi tersebut khusunya petani palawija. Membuat mereka bertekad untuk membantu memberikan jalan keluar bagi petani baik itu dari segi modal, meningkatkan hasil panen dan penjualanya. Kegiatan ini sudah dijalankan satu tahun di wilayah desa gintung dan desa kiara payung kecamatan klari.Â
Dalam rangka menembus pasar induk dan kontinyuitas barang secara berkala kemungkinan tidak cukup hanya mengembangkan petani di satu kecamatan. Apalagi kecamatan klari sudah tidak banyak lagi lahan pertanian karena banyaknya alih fungsi lahan.Â
Meski begitu mereka tidak putus asa dan yakin suatu hari mereka mampu mengembangkan usahanya dan bermitra dengan petani di seluruh jawa barat. Â Tidak mudah untuk masuk ke daerah - daerah pertanian lain, karena sudah pasti banyak tengkulak lain yang bermitra dengan para petani.Â
SALAHKAH MENJADI TENGKULAK??Â
Tengkulak sendiri umumnya dipandang sebelah mata karena stigmanya dalam memaikan harga "pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang hina namun ada beberapa oknum tengkulak yang mengambil keuntungan sendiri tanpa ada kesepakatan harga dengan petani" justu cara menjerat petani dengan hutang dan membayar hasil tani dengan murah, sehingga petani sulit membayar hutangnya, tengkulak seperti itulah yang harus kita singkirkan ujar elfrian fajar.Â
Kehadiran tengkulak yang berhubungan langsung kepada petani memiliki peran yang dapat diandalkan. Ada beberapa jenis peranan tengkulak yang dinilai dapat membantu petani dalam menyelesaikan permasalahan baik ekonomi
maupun sosial bagi petani.Â
Kehadiran tengkulak yang setiap saat dapat dijangkau oleh petani memiliki pengaruh yang cukup kuat sehingga petani seringkali tidak dapat ‘keluar’ dari hubungan sosial yang telah dibangun keduanya.Â
Dalam konteks persoalan sosial ekonomi yang menghimpit petani, tengkulak hadir untuk membantu menyelesaikan persoalan tersebut tetapi dengan menerapkan hubungan bersimbiosis dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Memang tidak bisa kita pungkiri hubungan antara tengkulak dan petani sudah mendarah daging di indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan hubungan tengkulak dan petani itu adalah hubungan simbiosis mutualisme/saling menguntungkan maka dari itu praktiknya harus benar.Â
Keadaan petani yang tidak serta merta memiliki jaminan dalam hidupnya sering kali berpikir dan bertindak subsisten agar mereka tidak ‘tenggelam’ dalam persoalan ekonomi yang menjerat. Petani beberapa kali dihadapkan pada situasi dimana untuk menjaga kelangsungan subsistensi diharuskan memiliki berbagai cara untuk bertahan. Dalam upaya bertahan tersebut, petani juga terkadang terlibat dengan tengkulak untuk mendapatkan jaminan subsistensi serta keamanan. Maka wajar apabila petani memilih tengkulak sebagai pihak yang dapat menjamin ketika subsistensi yang dilakukannya.Â
Jaminan subsistensi yang diberikan tengkulak kepada petani salah satunya adalah uang untuk keperluan pemanenan dan persiapan masatanam berikutnya. Berbeda dengan hutang biasa, jaminan subsistensi ini disebut juga uang muka.Â
Pemberian uang muka itu sebagia bentuk kerja sama, jangan sampai menekan untuk menagih secepatnya dan mengambil keuntungan dari hasil panennya, itu akan memberatkan petani, kita cukup minta ongkos kirim, dan kuli angkut saja dulu sebagai pendistribusi. Hasil penjualan dari pasar kita berikan semua ke petani dengan harga yang sama dari pembeli dengan tidak mengurangi harga secara langsung tanpa sepengetahuan petani. Kegiatan tersebut hanya mereka lakukan pada komoditas palawija.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H