Mohon tunggu...
Elfira Fawwaza
Elfira Fawwaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

saya suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Perilaku Sosial dalam Aspek Kesehatan dan Lingkungan Pasca Pandemi COVID-19 yang Berimbas ke Masyarakat (Studi Kasus di Kota Malang)

22 Juni 2024   12:50 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Kasus pneumonia misterius pertama kali muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019. Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar bagi masyarakat di berbagai bidang, termasuk sosial budaya, dari 18 Desember hingga 29 Desember 2019.Salah satu dampak yang paling menonjol dari pandemi COVID-19 adalah dampak ekonomi dan kesehatan manusia (Morens dan Fauci 2020). Meskipun demikian, perlu ditangani beberapa masalah lingkungan yang kompleks, seperti hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Emerging Infectious Diseases (EID) mendorong penyebaran COVID-19.

           Sebaliknya, pandemi telah menurunkan emisi karbon, kebisingan, polusi air, dan tekanan di kota-kota di seluruh dunia, meningkatkan kualitas udara, dan dapat membantu pemulihan sistem ekologi (Rume, 2020). Karena pandemi COVID-19, aktivitas sosial dihentikan dan kebiasaan baru muncul.Menerapkan protokol kesehatan mengharuskan kita untuk menghindari berbagai aktivitas sosial yang sebelumnya dapat kita lakukan dengan leluasa. Bahkan acara sosial seperti pernikahan, hajatan, syukuran, dan hiburan harus dihentikan. Mengurangi berbagai kegiatan ini berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan.

      

             Pandemi COVID-19 telah mengubah masyarakat dalam banyak hal, termasuk sosial budaya. Pandemi ini memaksa pembatasan aktivitas sosial antar orang, memaksa kebiasaan baru. Mengikuti berbagai protokol kesehatan, menjaga jarak, menghindari kerumunan besar, menghindari kontak fisik, dan menggunakan masker dan sabun secara teratur telah menjadi kebiasaan.Menerapkan protokol kesehatan mengharuskan kita untuk menghindari berbagai aktivitas sosial yang sebelumnya dapat kita lakukan dengan leluasa. Bahkan acara sosial seperti pernikahan, hajatan, syukuran, dan hiburan harus dihentikan. Sampai yang terakhir, kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 terus diberlakukan, memaksa orang untuk berdiam diri di rumah. 

            Selain itu, pandemi ini berdampak pada banyak bidang, termasuk perekonomian dan pendidikan. Pasar tradisional jual beli sebelumnya memungkinkan transaksi, tetapi sekarang banyak penjual yang harus gulung tikar. Selain itu, pendidikan di institusi pendidikan tinggi harus dilakukan secara virtual atau daring dengan menggunakan teknologi saat ini. Pandemi global memaksa semua orang.

 

          Yang pertama yaitu Perubahan Nilai dan Norma pada masyarakat: COVID-19 bukanlah virus yang sangat mematikan; itu dapat sembuh dalam beberapa minggu, bahkan banyak orang yang terkena tanpa gejala sampai mereka sembuh. Namun, virus ini menjadi sangat berbahaya bagi orang yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, asma, jantung, atau penyakit berat lainnya, serta orang-orang dengan usia yang rentan seperti anak-anak dan lansia. Pandemi virus COVID-19 mengubah kehidupan masyarakat. Perubahan ini terlihat pada cara bersosialisasi dan nilai dan norma masyarakat. 

        Orang-orang sebelum pandemi telah membentuk norma dan nilai yang sangat baik, seperti berkomunikasi dengan baik dan sopan. Pandemi ini mengubah cara sosialisasi masyarakat. Dengan virus COVID-19 tersebar luas, orang mulai menghindari komunikasi yang tidak mendesak atau penting. Kebanyakan masyarakat mengadopsi cara hidup baru selama pandemi ini, seperti menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan mengurangi kontak fisik. Banyak masyarakat tidak siap untuk mengalami perubahan yang mengharuskan mereka untuk mengurangi mobilitas langsung dengan orang lain. Ini berarti bahwa masyarakat harus lebih adaptif saat menghadapi pandemi COVID-19.

      Aktivitas tetap berjalan seperti biasa. Namun, semua orang harus patuh terhadap protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19. Teknologi sangat penting bagi masyarakat, termasuk anak di bawah umur, orang dewasa, dan orang tua, karena aktivitas normal juga harus dilakukan secara virtual. Hal ini secara signifikan mengubah kebiasaan masyarakat, mulai dari menggunakan media online untuk  berbelanja kebutuhan hingga belajar dan mendapatkan pekerjaan. Pandemi COVID-19 telah mengubah nilai dan norma masyarakat. Yang kedua yaitu Perubahan perilaku masyarakat: Pandemi saat ini telah mengubah perspektif masyarakat dan cara mereka bersosialisasi dengan orang lain.

       Orang-orang telah dipaksa untuk mengubah cara mereka berperilaku terhadap orang lain karena aturan yang harus mematuhi protokol kesehatan setiap saat. Banyak masyarakat menolak perubahan ini, yang ditunjukkan dengan perilaku sehari-hari yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Mereka percaya bahwa virus COVID-19 tidak dapat terjadi atau hanyalah rekayasa. Karena kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap virus Covid-19 menyebabkan protokol kesehatan tidak diterapkan atau tidak diikuti oleh semua orang, pola pikir mereka harus diubah. Untuk mencegah penularan virus yang semakin luas, semua orang harus berperilaku sesuai dengan 5M.Sejak pandemi COVID-19, masyarakat mengalami perubahan perilaku lainnya, seperti cara berpikir tentang kesehatan. Saat ini, banyak orang yang memperhatikan daya tahan tubuh mereka dengan berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin. Ini membantu masyarakat menjaga kekebalan mereka agar tidak rentan terhadap virus. 

      Karena banyaknya masyarakat yang enggan bertemu atau berkomunikasi langsung dengan orang lain, sosialisasi berkurang. Mobilitas langsung yang semakin berkurang membuat masyarakat tidak dapat melakukan kebiasaan seperti sebelum pandemi dengan lancar, yang membuat kebanyakan orang tidak nyaman. Saat ini, orang sering mengenakan masker dan alat pembersih, seperti desinfektan dan sabun tangan, juga menjadi benda yang sangat umum untuk dibawa ke mana-mana. Yang ketiga yaitu Perubahan kebiasaan selama pandemi saat ini telah membuat masyarakat lebih waspada dalam menjalani kehidupan sehari-hari. kebiasaan untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk menjaga kesehatan seseorang agar tidak terpapar virus atau penyakit. Memakai masker adalah salah satu kebiasaan masyarakat yang paling terlihat selama pandemi ini. Masker lebih penting daripada desinfektan atau pembersih tangan untuk sebagian orang. Selain itu, keterbatasan waktu penjualan pedagang telah berubah sebagai akibat dari memasuki suatu tempat, seperti tempat berbelanja atau tempat kerja. 

       Teori Fungsional Perubahan diciptakan oleh Talcott Parsons. Pandangan yang dipegang oleh Talcott Parsons tentang fungsionalisme struktural menggambarkan masyarakat sebagai suatu sistem yang telah terintegrasi secara fungsional dalam bentuk ekuilibrium. Dengan mengaitkan masyarakat dengan makhluk biologis, pendekatan fungsionalisme struktural kemudian muncul. Herbert Spencer dan Auguste Comte berpendapat bahwa ada hubungan dan ketergantungan antara satu bagian tubuh dengan yang lain, dan hal ini dianggap sama dengan keadaan masyarakat, menurut pendapat Talcott Parsons. Menurut pemikiran individu, adanya proses diferensiasi menunjukkan bahwa setiap masyarakat terdiri dari sekumpulan subsistem yang berbeda, masing-masing dengan struktur dan fungsi yang berbeda untuk masyarakat secara keseluruhan. 

       Untuk memulai diskusi struktural fungsional Parsons ini, kita akan memulai dengan empat fungsi tindakan utama untuk setiap sistem. Suatu fungsi adalah kumpulan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan sistem tertentu. Sebuah sistem harus memiliki empat fungsi, menurut Parsons: Sistem yang dibutuhkan yang memiliki kemampuan untuk menangani kondisi ekstrim dari luar adalah adaptasi. Sistem harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Masyarakat harus melakukan adaptasi untuk Judul Artikel Jurnal Nama Penulis 5 mengatasi pandemi COVID-19. Ini karena dengan melakukannya, masyarakat dapat mencegah dan menghindari bahaya. Masyarakat harus mampu beradaptasi dengan gaya hidup baru di era pandemi dengan melakukan 3M. Ketika droplet pernapasan masuk atau ditransmisikan.

       Pencapaian sistem harus mencapai tujuan utamanya. misalnya, selama pandemi COVID-19, masyarakat sebagai sistem harus mampu bertahan di tengah gejolak pandemi yang tidak jelas. Sebelum pandemi tiba di Kota Malang, masyarakat harus mampu merencanakan masa depan mereka. Masyarakat tidak boleh mundur karena COVID-19. Mereka harus bisa bertahan atau bertahan di tengah gejolak ekonomi yang tidak stabil saat ini. Pemerintah saat ini tidak hanya berperang melawan virus COVID-19, tetapi juga berperang melawan kemiskinan di Kota Malang, yang terus meningkat sebagai akibat dari pandemi. Pada tahun 2020, 44,69% penduduk miskin telah lulus SD atau SMP. Selain itu, 37,89% penduduk miskin memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas, dan sisanya sebesar. 

          Pemeliharaan Pola berarti bahwa sistem harus mempertahankan dan memperbaiki motivasi individu serta pola kultural yang membentuk dan mendukung motivasi. Budaya masyarakat Kota Malang, yang terkenal sebagai kota yang ramah, diharapkan tidak terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Sistem budaya di tengah pandemi diharapkan tidak luntur dan akan terus berkembang berkat kemajuan teknologi informasi saat ini. Pemerintah memiliki tanggung jawab penting untuk melindungi budaya lokal, dan mereka harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan budaya Malang tanpa menginvasinya dengan budaya lain yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan nilai-nilai yang sudah ada di masyarakat Kota Malang. Kasus corona diKota Malang, Jawa Timur, meningkat dengan cepat. Kasus COVID-19 terus meningkat, meskipun sempat mereda beberapa kali. Pandemi COVID-19 pasti memiliki banyak efek. Selain itu, efek ini berputar di berbagai bidang kehidupan masyarakat. 

        Di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya, perubahan terlihat di masyarakat, terutama di Kota Malang. Perilaku sosial masyarakat Kota Malang, seperti berkumpul bersama dalam kegiatan, mulai kehilangan nilai budayanya karena karantina fisik dan sosial. Akibatnya, kondisi sosial masyarakat mulai memburuk karena PHK dan kurangnya akses turis. Selain dampak ekonomi yang kemudian muncul, efek sosial budaya yang dialami oleh penduduk kota Malang ,tetap tidak dapat dihindari. Pada kenyataannya, perekonomian negaranegara yang terkena dampak pandemi mengalami penurunan sejak terjadi di tingkat global. Banyak orang di sekitar Kota Malang juga mengalami kehilangan pekerjaan. Baik karena perusahaan mempekerjakan karyawannya atau kebijakan pembatasan sosial berskala besar tidak memberikan pemasukan kepada UKM atau pelaku usaha. memengaruhi masalah sosial di Indonesia selain menyebabkan masalah lain. Proses sosialisasi setiap masyarakat dibatasi, baik dalam keluarga, teman, dan masyarakat lainnya. 

 

      Studi menunjukkan bahwa kasus corona diKota Malang peningkatan bulanan. Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah daerah Kota Malang telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan membatasi akses ke dalam dan luar kota Malang, serta penutupan sementara sekolah dan kampus di seluruh kota Malang. Akibat penyebaran virus corona, banyak orang telah terinfeksi dan meninggal, serta pasien yang telah sembuh dan hasil tes sudah negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun