Mohon tunggu...
Elfira Lisarini piliang
Elfira Lisarini piliang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Prodi Pendidikan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Pembelajaran Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PenMas 2022

15 Juni 2023   10:33 Diperbarui: 15 Juni 2023   10:44 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berpikir kritis yaitu cara berpikir manusia secara sistematis ataupun logis dalam mencari solusi untuk memecahkan suatu permasalahan. Begitupun dengan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas perkuliahan. Mahasiswa memerlukan pemikiran yang kritis agar mampu menganalisis dari berbagai sisi pada suatu permasalahan, sehingga dapat menemukan solusi tepat. Sejalan dengan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, diperlukan model pembelajaran yang cocok pula. Salah satunya model pembelajaran 

Discovery Learning, model pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk aktif menyelidiki, menganalisis, menemukan fakta, dan solusi. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Model pembelajaran Discovery learning melalui proses diantaranya stimulus, identifikasi masalah, pengumpulam data, olah data, pembuktian, dan generalisasi. 

Sudah semestinya mahasiswa memiliki kemampuan berpikir kritis dalam melakukan perkuliahan. Hal tersebut berdasarkan opini (Feldman:2010) bahwa kemampuan berpikir kritis dapat membantu mahasiswa meneliti pada suatu permasalahan dari berbagai sisi yang dibutuhkan sebagai tugas perkuliahan sehingga mampu menemukan solusi permasalahan tersebut serta meningkatkan kecerdasan. 

Terlebih lagi dalam membuat tugas karya tulis ilmiah akan menghasilkan karya yang sempurna jika dalam proses pembuatannya mahasiswa menggunakan pemikiran yang kritis sehingga membantu mengembangkan diri mahasiswa. Dengan menggunakan pemikiran yang kritis maka akan menunjang pemikiran mahasiswa untuk semakin kritis meneliti suatu permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakatBerpikir kritis merupakan proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam 

Berpikir kritis merupakan proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti mengatasi masalah, mengambil keputusan, menganalisis pendapat atau asumsi dan melakukan ilmiah (Johnson, 2009 ). Pada jurusan Pendidikan Masyarakat tentu perlu memiliki pemikiran yang krits. Pembelajaran yang dihadapkan mahasiswa Pendidikan Masyarakat salah satunya adalah problem solving. 

Problem solving adalah usaha bagaimana cara agar mampu mencari jawaban dan penjelasan dari setiap masalah yang dihadapi, contohnya dalam memberantas keaksaraan pada masyarakat di suatu desa. 

Permasalahan tersebut mengharuskan mahasiswa Pendidikan Masyarakat memiliki kemampuan dalam menganalisis permasalahan yang ada di masyarakat khususnya untuk masyarakat lanjut usia. Upaya penyelesaian yang memerlukan kemampuan berpikir kritis sesuai indikator menurut Ennis (2015) adalah memerhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan. 

Pemikiran kritis yang memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan adalah dengan mengaitkan atau melihat penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari keaksaraan tersebut 

Kemampuan berpikir kritis juga sangat bermanfaat dalam pencarian data atau informasi sebagai penyelesaian suatu masalah dalam era perkembangan teknologi dan informasi yang semakin kompleks (Alfi, 2016). 

Memecahkan masalah, berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis termasuk dalam beberapa jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk menghadapi perkembangan zaman (Indarti, 2013). Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sumarmi (2013) bahwa berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi masa depan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berpikir kritis perlu dilatih agar mahasiswa lebih terbiasa untuk melakukannya. 

Hasil grafik data diatas menunjukkan para responden (mahasiswa) sebanyak 90,2% menjawab bahwa model pembelajaran discovery learning memiliki keterkaitan terhadap cara berpikir kritis mahasiswa. Sebagian beralasan karena model discovery learning mendorong mahasiswa/peserta didik untuk lebih aktif mencari, menyelidiki, dan menyimpulkan suatu studi kasus dari guru, hal tersebut akan menambah cara berpikir kritis peserta didik dalam menemukan penyelesaian sebuah kasus.

Permasalahan mengenai berpikir kritis pada mahasiswa perlu diminimalisir dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat, salah satunya Model pembelajaran Discovery Learning. Discovery Learning merupakan model pembelajaran dimana peserta didik mampu untuk memahami maupun melihat dari berbagai sisi dari suatu materi atau permasalahan secara mandiri dan aktif melalui enam sintaks sehingga peserta didik dapat memperoleh kesimpulan maupun solusi. 

Model pembelajaran Discovery Learning mendorong peserta didik menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga memacu otak untuk berpikir, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator yang menyediakan atau memberikan materi maupun suatu permasalahan kepada peserta didik. Setelah itu, peserat didik akan muncul stimulus untuk mengidentifikasi suatu permasalahan hingga menemukan solusi yang tepat yang selanjutnya sebagai modal menyimpulka dan menjawab pertanyaan guru. 

Dengan model pembelajaran Discovery Laerning akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Enam sintaks yang ada pada model pembelajaran Discovery Learning yang meliputi stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi dan generalisasi akan mampu menjadikan pemikiran kritis pada mahasiswa menjadi terarah (Jerome S. Bruner, 1986). Hal ini sesuai dengan pendapat Ennis (1985) bahwa seseorang dengan kemampuan berpikir kritis mampu bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. Pemikiran sistematis yang ada akan semakin terbantu dengan aplikasi enam sintaks yang ada pada model pembelajaran Discovery Learning. 

Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning yaitu pengetahuan yang dihasilkan dari metode ini sangat efektif pada diri masing-masing peserta didik/mahasiswa Pendidikan Masyarakat karena dapat menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer (Kementrian, 2013). Kemampuan ini membuat mahasiswa Pendidikan Masyarakat terdorong untuk mampu dengan mudah menguasi materi pembelejaran yang dipelajarinya. Mahasiswa Pendidikan Masyarakat akan meningkat daya ingatnya terhadap materi pelajaran sehingga dapat mengaitkannya untuk mengatasi suatu permasalahan dalam masyarakat (Problem Solving). Hal ini searah dengan peningkatan kemampuan dalam berpikir kritis mahasiswa. Salah satu tolok ukur keberhasilan model pembelajaran Discovery Learning adalah internalisasi peristiwa menjadi 'sistem penyimpanan' yang sesuai dengan lingkungan (Bruner, 1966) 

Hal ini menyebabkan pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning ada yang dilakukan di luar kelas atau lingkungan. Mahasiswa Pendidikan Masyarakat secara langsung melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan atau observasi (mengamati langsung tempat/permasalahan) untuk memperoleh data pengamatan secara langsung. Pengamatan yang dilakukan secara langsung di lingkungan diharapkan mampu mengombinasikan pengetahuan peserta didik berdasarkan yang diperoleh di kelas atau sumber lain dengan yang ada sebenarnya terjadi di lingkungan. Harapannya adalah pembelajaran menjadi lebih bermakna. 

DAFTAR PUSTAKA

 Feldman, D. A. 2010. Berpikir Kritis, Strategi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Indeks.

 Fisher, A. 2007. Critical Thinking: An Introduction (Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar). Jakarta: Erlangga. 

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. 

Khoirunnisa., Arwin Achmad., & Berti Yolida. 2015. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap 

Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik. (Online), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=328067, diakses 11 November 2016) 

Lestari, T. W., Sudarti., & Bambang Supriadi. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning disertai Media Kartu Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di SMPN 10 Jember. (Online), (http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/67389, diakses 11 November 2016) 

Sya'afi, N. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Model Pembelajaran Discovery Learning. (Online), (http://eprints.ums.ac.id/31762/12/2.publikasi.pdf, diakses 11 November 2016). 

Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun