Salah satu cara dalam upaya membangun dan mencerdaskan generasi bangsa yaitu melalui pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan peluang dan membuka pintu menuju Indonesia Emas. Secara universal terdapat 4 pilar pendidikan yang dirumuskan oleh UNESCO yaitu Learning To Know (Belajar untuk Menguasai), Learning To Do (Belajar untuk Menerapkan), Learninig To Be (Belajar untuk Menjadi) dan Learning To Live Together (Muhammad, et al., 2022).
Berdasarkan pilar-pilar yang telah dirumuskan oleh UNESCO terdapat metode atau model pembelajaran yang perlu digunakan oleh pengajar kepada peserta didiknya dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan. Guru mengajar untuk memastikan peserta didik dapat belajar dan menguasai materi pembelajaran hingga mencapai tujuan yang ditetapkan. Model pembelajaran adalah sebuah bentuk pembelajaran yang terkonsepkan mulai dari pendahuluan sampai akhir yang tersajikan secara khas oleh pendidikan. Dengan istilah lain, model pembelajaran ialah sebuah model yang meliputi implementasi mulai dari pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran dan teknik pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran merupakan kesatuan teratas yang menaungi setiap langkah pembelajaran (Sinambela, et al., 2022).
National Council for the Social Studies (NCSS) mendefinisikan IPS sebagai suatu studi yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kemampuan warga negara. Berdasarkan program sekolah, IPS mengkaji secara sistematis dan terkoordinasi berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan materi yang sesuai dengan humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan alam (Wahidmurni dalam (Setiawan & Maulana Arafat Lubis, 2022)). Â Dalam artikel ini akan membahas tentang model pembelajaran terpadu pada Ilmu Pengetahuan Soial (IPS).
Ilmu pengetahuan sosial atau social studies merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan sosial masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang. Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. (Kemendikbud dalam (Wigena, Yunike Sulistyosari, & Habibi Sultan, 2023)).
IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial antara lain, Sosiologi, Antropologi, Budaya, Sejarah, Psikologi Sosial, Geografi, Ekonomi, Politik, dan Ekologi. IPS berusaha mengintegrasikan materi dari berbagai ilmu sosial dengan menampilkan permasalahan sehari-hari masyarakat disekitarnya. IPS merupakan aspek penting dari ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan diadaptasikan untuk digunakan dalam pengajaran sekolah (Rofiq, 2020).
Berdasarkan pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di atas dapat disimpulkan bahwa, IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang pendekatan, analisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial di masyarakat baik masa sekarang, masa lampau, maupun masa mendatang yang dituangkan dalam media pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
- Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat serta memiliki keterampilan penting di tengah perkembangan dunia untuk bisa berkontribusi dan menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam IPS yaitu meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, dan nilai ketuhanan (Siska, 2023).
- Konsep Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran di susun dari berbagai cabang ilmu dalam ruang lingkup ilmu sosial. Dalam pengembangan pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Beberapa model penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran IPS dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS, keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait misalnya "Kegiatan Ekonomi Penduduk". Kegiatan ekonomi penduduk dalam yang dikembangkan dan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin Geografi. Secara sosiologis, kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi.
- Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat, sebagai contoh "Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata". Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS.
- Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan
Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan permasalahan yang ada, contohnya adalah "Tenaga Kerja Indonesia". Pada pembelajaran terpadu, Tenaga Kerja Indonesia ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Di antaranya adalah faktor geografi, ekonomi, sosiologi, dan historis.
- Strategi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu
- Perencanaan
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Untuk menyusun perencanaan pembelajaran terpadu perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini :
- Pemetaan Kompetensi Dasar
Langkah pertama dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPS per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh.
- Penentuan Topik/Tema dan Materi PokokÂ
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan topik/tema dan materi pokok. Topik/tema dan materi pokok harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan. Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran IPS pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas.
- Penjabaran Kompetensi Dasar ke Dalam Indikator
Setelah melakukan langkah Pemetaan Kompetensi Dasar, Penentuan Topik/Tema dan materi pokok sebagai pengikat keterpaduan dan langkah selanjutnya adalah mengembangkan indikator. Indikator dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar dengan memperhatikan materi pokok yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
- Penyusunan Silabus
Setelah peta Kompetensi Dasar dan topik yang terpadu teridentifikasi, selanjutnya adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran IPS Terpadu, sesuai dengan standar isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan (Trianto, 2015).
- Model Pelakasanaan Pembelajaran
- Kegiatan Pendahuluan (Awal)
Kegiatan pendahuluan (Introduction) pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh pengajar dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu. Hal ini berfungsi untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, serta memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi (appersection), dan penilaian awal (pre-test).
- Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu bersifat situasional, maksudnya perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tempat proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu. Kegiatan awal yang perlu dilakukan oleh pengajar adalah memberitahukan tujuan atau Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis-garis besar materi pembelajaran yang akan dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar peserta didik mengetahui sejak awal kemampuan apa saja yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran berakhir.
- Kegiatan Akhir (Penutup) dan Tindak Lanjut
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu pengajar perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
- Penilaian
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topik/tema mencakup beberapa Kompetensi Dasar. Namun ada Kompetensi Dasar atau indikator yang tidak bisa dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah. Penilaian yang dikembangkan mencakup teknik, bentuk dan instrumen yang digunakan.
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep, strategi, dan model pembelajaran IPS terpadu pada jenjang SMA/MA dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran IPS terpadu erat kaitannya dengan ilmu sosial yang terjadi di masyarakat. Peserta didik diharapkan mampu memahami topik/tema pembelajaran dan permasalahan yang terjadi di dunia, khususnya Indonesia. Pengajar memiliki peran penting dalam menyampaikan materi yang diajarkan, maka dengan adanya model pembelajaran terpadu dapat membantu dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisiensi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H