Mohon tunggu...
elfira mahmud
elfira mahmud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sampai Kapan Stuck pada Asumsi Standar Cantik?

6 Maret 2023   22:30 Diperbarui: 6 Maret 2023   22:32 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Derasnya arus sosial media membawa banyak perubahan pandangan dalam berbagai hal, salah satu standar kecantikan. Standar cantik orang Indonesia itu katanya harus tinggi, kulit putih, hidung mancung, pipi tirus dan berbagai asumsi lainnya. 

Padahal kita tahu bahwa sebagaian besar kulit asli orang indonesia itu sawo matang dan kita juga bersal dari berbagai ras yang berbeda. Standar-standar tersebut kemudian yang membuat banyak kamum perempuan berusaha mengubah dirinya untuk memenuhi standar cantik tersebut. 

Namun, hal ini juga tidak bisa kita salahkan sepenuhnya kepada mereka yang tidak percaya diri pada dirinya sendiri karena kenyataan yang terjadi dilapangan representasi cantik itu seringkali digambarkan oleh mereka yang memiliki standar cantik yang dimaksud, seperti iklan produk kecantikan, brand ambasador, bahkan peran utama di film selalu mengambil dari perempuan-perempuan yang good looking. 

Peran media sangat berpengaruh pada persepsi masyarakat, sehingga apapun yang ditampilkan media menjadi acuan dalam segi apapun. Tidak jarang ditemuakan orang-orang menjadikan beauty vlogger, selebgram, dan artis sebagai role model dalam berpenampilan

Oleh karena itu, persepsi-persepsi ini yang harus diubah dimasyarakat sehingga lebih mencintai dirinya sendiri, memahami esensi dari cantik itu apa, dan bisa membedakan merawat dan mengubah diri. 

Pada dasarnya kita berasal dari gen juga ras yang berbeda dan kita cantik dengan perbedaan itu. Persepsi ini juga harus didukung oleh orang-orang disekitar untuk tidak memudahkan segala urusan berdasarkan standar cantik yang berlaku, sehingga tidak ada lagi persepsi 'ketika kamu good looking segala urusanmu dipermudah'. Marilah kita memandang sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimilikinya agar tidak ada deskriminasi-deskriminasi fisik atas pencapaian seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun