Selepas pamit yang terlalu dini pada raga kecil, hal-hal indah hanya datang sementara
tak ada lagi segelas kopi menyambut mentari di halaman belakang rumah
ucapan selamat pagi menjelma bayang-bayang yang memekikkan ingatan
angan-angan yang telah terencana hanya tersisa kenangan
orang-orang menanyakan keberadaanmu, menanyakan bagaimana perasaanku
berbondong-bondong memberi simpati sekedar basa basiÂ
sesekali menganggapku egois atas acuh yang kutunjukkan
agaknya ketidakhadiranmu membawa binasa
kukira tanpa air mata artinya aku rela, ternyata luka-luka tak semua bersuara
darahmu yang mengalir ditubuhku tak cukup kuat untuk saling memahami
hingga akhirnya kita kembali asing memahami isi kepala masing-masing
aku tumbuh sendiri sedang kau bersih dengan tawa dan alga merah jambu yang merona
gelar cinta pertama kini bukan lagi aku, hingga kau membangun rumah lain dan menghadirkan cinta
nampaknya kita memang telah selesaiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI