Siapa sih yang belum tau hokas? Kalau belum tau sini aku kasih tau..? Hoaks merupakan informasi atau berita bohong yang di rekayasa untuk menutupi informasi sebenarnya atau juga dapat di artikan sebagai informasi tidak valid atau tidak benar yang tidak terbukti kebenarannya. Salah satu faktor penyebaran hoaks adalah karena perkembangan teknologi pada saat ini di mana semua orang dapat menerima informasi di mana saja dan kapan saja. Apa lagi sekarang sudah banyak sekali masyarakat yang menggunakan media sosial, mereka dapat Bebas akses dalam membuat akun media sosial membuat banyak orang yang tidak bertanggung jawab membuat akun yang di ciptakan hanya untuk menyebarkan hokas. Banyak sekali dampak yang terjadi karena penyebran hokas antara lain dampak sosial, politik, ekonomi, keamanan dan masih banyak lagi.Â
Nah, menjelang pemilihan priseden dan wakil priseden 2024 pasti sudah banyak berterbaran hokas di media sosial. salah satunya hoaks tentang politik yang mana dalam situasi pemilihan presiden dan wakil presiden sudah banyak beredar untuk menjatuhkan lawan. Berikut macam-macam hokas dan solusi agar tidak termakan hokas.
1.Hoaks Satire atau Parodi
Satire atau parodi adalah sebuah hokas yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk menyindir pihak tertentu. Selain itu, konten jenis satire juga di buat untuk mengkritik, kritik yang di sampikan bisa dalam hubungan personal, kelompok dalam kelompok mau pun mengkritik isu yang sedang terjadi di masyarakat. Konten bentuk satire ini dapat masih saja mengecoh masyarakat. Banyak masyarakat yang masih menanggapi konten tersebut, apalagi konten yang di sampaikan belum jelas kebenaranya.
2.Misleading Content
Misleading concet atau konten yang menyesatkan juga sering di buat untuk menjelek-jelekan seseorang atau sesuatu. Hal yang di ada di dalam konten misleading juga dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang. Konten ini di buat unutuk mengiring opini masyarakat. Konten yang menyesatakan di buat dengan memenfaatkan infromasi asli, informasi asli dapat berupa pernyataan resmi, gambar atau foto dan lain-lain, lalu mereka edit di buat seakan-akan tidak memilki hubungan.
3. Imposter Content
Imposter content adalah sebuah konten tiruan. Konten ini biasanya di gunakan unutuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Konten-konten bisanya juga di buat untuk mempromosikan sesuatu.
4. Fabricated Content
Ini merupakan jenis hoaks fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini sangat berbahaya, konten seperti ini dapat di gunakan untuk menipu orang-orang.
5. False Connection
Flas connection merupakan konekasi yang salah, konten jenis ini banyak di temuka di media sosial. contohnya sering di temukan adanya perbedaan antara isi konten, judul, hingga gambar konten. Konten ini di buat sengaja untuk mendapatkan sebuah keuntunggan
6. False Context
False context adalah konteks keliru, dapat di katakana keliru karena memuat infromasi yang tidak benar. Contohnya konten yang isinya berupa pernyataan, video, maupun foto yang pernah terjadi sebelumnya di tayangkan ulang kembali dan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
7. Manipulated Content
Konten manipulasi merupakn konten yang sudah diedit. Konten tersebut akan diedit dan tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten manipulasi ini di buat untuk mengecoh masyarakat yang membaca atau melihatnya.
Bagaimana agar tidak termakan berita hokas saat pilpres 2023? yang dapat kamu lakukan yaitu pertama cari info dari sumber yang jelas atau cermati situs, bagi informasi yang viral melalui  media sosial kita harus mencari tau dan memastika siapa pemiliki akun tersebut. Kemudian apa bila informasi tersebut di peroleh dari website maka pastikan link atau URL situs tersebut valid dan dapat di pertanggungjawabka. Tentu hal ini tidak berlaku jika berasal dari laman website resmi pemerintahan atau kementrian terkait.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI