Gerakan politik identitas memiliki dua kelas atau kelompok yang berbeda, yakni kelompok menindas (kelompok kanan) dan kelompok yang tertindas (kelompok kiri). Kemudian politik identitas juga berkaitan erat dengan kelompok mayoritas dan minoritas. Dalam perkembangannya, politik identitas mengalami perluasan, dimana yang awalnya kelompok kiri yang memainkan aksi protesnya terhadap ketidakadilan yang dialami, kini kelompok kanan juga mulai memainkan politik identitas dimana etnisitas, keagamaan, dll (identitasnya) juga nasionalisme digunakan sebagai narasi politik untuk menggerakkan orang dengan tujuan merebut kekuasaan.[7]
Contoh atau Wujud-Wujud Politik Identitas
Berdasarkan dengan pembahasan terkait dengan historisitas politik identitas, dapat dipahami bahwa politik identitas yang mengandung unsur positif adalah politik identitas yang digunakan oleh kelompok-kelompok minoritas atau kelompok kiri atau kelompok yang terdiskriminasi (yang memiliki identitas yang sama) oleh kelompok mayoritas dengan tujuan untuk menuntut adanya keadilan dan kesetaraan. Sedangkan politik identitas dapat dikatakan negatif jika kelompok tersebut menggunakan identitas yang dimilikinya sebagai alat dengan tujuan untuk memperebutkan kekuasaannya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Menurut Manuel Castells politik identitas memiliki 3 model kontruksi identitas, yaitu:
- Legitimasi identitas, merupakan  identitas yang dibangun oleh institusi yang memiliki sisi dominan dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, pelekatan sebuah identitas dalam model ini merupakan ciri paling utama dari kelompok.[1] Contoh:  partai politik merupakan wadah organisasi yang berdasarkan kesamaan pola pikir dan orientasi yang dikonsolidasikan. Sehingga dalam hal ini kelompok melihat, bahwa partai politik juga merupakan politik identitas yang bertujuan untuk kekuasaan politik.[2]
- Resistensi identitas, merupakan sebuah identitas yang dilekatkan oleh aktor sosial, dikarenakan adanya sebuah tekanan yang membuat munculnya satu resistensi, sehinngga menyebabkan pembentuk sebuah identitas yang berbeda dari kebanyakan identitas lainnya.
- Proyek identitas, adanya pembentukan identitas baru dari aktor sosial yang berada  kelompok tertentu untuk mewujudkan identitas baru di tengah-tengah identitas yang sudah ada, demi mencapai sebuah kedudukan dalam posisi jabatan politik. Contoh: Revolusi akhlak atau revolusi mental yang dijalankan oleh HBR. Dari tindakan  yang dilakukan oleh aktor sosial tersebut, menyebabkan terjadinya bias pemahaman akan posisi kepemimpinan Negara dan ajaran keagaman.
Seberapa bahayanya politik identitas? baca pada artikel berikutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H