Mohon tunggu...
Elfiana Rahmadani
Elfiana Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akademisi muda dengan rasa ingin tahu yang tinggi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manajemen Burnout: Strategi Menghadapi Tekanan Dunia Perkuliahan

6 Juni 2024   21:53 Diperbarui: 7 Juni 2024   00:37 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kata burnout sudah tidak asing lagi bagi generasi muda zaman sekarang atau biasa kita sebut sebagai Gen Z. Banyak dari mereka yang menggunakan kosakata ini dalam percakapan sehari-hari dan mengaitkannya dengan tugas dan aktivitas yang mereka jalani. Sebenarnya apasih yang dimaksud dengan burnout dan mengapa banyak generasi muda, khususnya para mahasiswa yang sering mengeluhkan burnout?

Burnout merupakan kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental akibat stres berkepanjangan dan tekanan yang terus-menerus. Mahasiswa sering kali rentan mengalami burnout karena berbagai tuntutan akademik, sosial, dan pribadi. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kinerja akademik, tetapi juga kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.

Masa peralihan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) ke perguruan tinggi adalah periode yang penuh tantangan bagi sebagian besar mahasiswa. Mereka sering kali menghadapi berbagai tekanan, mulai dari adaptasi dengan lingkungan baru, tugas-tugas kuliah yang semakin sulit, hingga pengeluaran atas kebutuhan. 

Khususnya bagi mahasiswa yang hidup di perantauan, mereka mengalami perubahan kehidupan yang signifikan. Pindah ke tempat baru dan jauh dari orang tua mengharuskan mereka untuk melakukan penyesuaian mental dan emosional.

Mahasiswa dituntut untuk harus belajar mengelola waktu secara mandiri, menghadapi beban studi yang lebih berat, dan membangun jaringan pertemanan di dalam maupun di luar kampus. 

Selain itu, mereka juga harus aktif berpartisipasi dalam kehidupan kampus, seperti mengikuti organisasi mahasiswa, menyeimbangkan kehidupan akademik dengan kegiatan di luar akademik, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan mengatasi rasa homesick seorang diri.

Hal-hal tersebut adalah sumber tekanan bagi mayoritas mahasiswa sehingga mereka mengalami stres pada masa transisi ini. Stres adalah respons alami terhadap perubahan ini, maka dari itu diperlukan manajemen stres dan dukungan yang tepat untuk menjalani masa perkuliahan dengan lebih baik.

Tanda-Tanda Burnout

Untuk mengatasi burnout, terdapat tanda-tanda yang harus diketahui sebagai berikut:

1. Kelelahan yang Berlebihan 

Merasa lelah secara fisik maupun mental, meskipun telah beristirahat dengan cukup.

2. Penurunan Kinerja 

Sulit berkonsentrasi dan produktivitas menurun, sehingga hasil belajar tidak maksimal.

3. Perubahan pada emosional

Mudah terpancing amarah, mengalami kecemasan, dan merasa putus asa.

4. Kehilangan Minat dan Motivasi

Tidak lagi tertarik dengan kegiatan atau hal-hal yang sebelumnya digemari.

5. Gangguan Kesehatan

Mengalami sakit kepala, insomnia, gangguan pencernaan, dan gangguan kesehatan lainnya.

Strategi Mengatasi Burnout

Berikut adalah beberapa strategi atau cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi dan mencegah burnout:

1. Manajemen Waktu yang Efektif

Mengatur waktu dengan baik adalah kunci untuk mencegah burnout. Manajemen waktu dapat dimulai dengan menyusun jadwal harian atau mingguan yang realistis dengan kapasitas individu mahasiswa. Mencakup waktu untuk belajar, tugas, istirahat, dan aktivitas rekreasi.

2. Menetapkan Prioritas

Prioritaskan untuk fokus menyelesaikan tugas yang paling penting dan mendesak terlebih dahulu. Jangan ragu untuk menolak kegiatan atau komitmen yang berlebihan dan hindari membebani diri dengan tanggung jawab yang tidak perlu.

3. Istirahat Cukup dan Berkualitas

Beristirahat tidur malam minimal 7-8 jam setiap hari untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Jangan lupa menyempatkan istirahat 3-5 menit di sela-sela sesi belajar untuk menghindari kelelahan mental.

4. Menjaga Kesehatan Fisik

Olahraga teratur 3-4 kali seminggu dengan aktivitas, seperti jogging, bersepeda, atau senam untuk meningkatkan mood. Diimbangi dengan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang tinggi serat dan kurangi makanan dengan gula berlebih.

5. Membangun Dukungan Sosial

Jangan ragu untuk menceritakan bagaimana perasaan dan pengalaman yang dialami kepada orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga. Bergabung dengan organisasi atau klub di kampus untuk membangun relasi baru dan lebih terhubung dengan mahasiswa lainnya.

6. Memberikan self-reward

Mengisi ulang energi di sela-sela padatnya kegiatan untuk bersantai dan melakukan aktivitas ringan, seperti membaca, menonton film, atau kegiatan lain yang disukai sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri.

Burnout merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mahasiswa. Melalui dukungan yang tepat dan strategi yang efektif, padatnya kehidupan perkuliahan yang dijalani oleh mahasiswa dapat memberikan pengalaman yang berkesan, memperkaya wawasan, dan membentuk karakter mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun