[caption id="attachment_217835" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Shindu (foto dok. pribadi)"][/caption] Memandangi panorama birunya permukaan laut yang membentang di bawah hamparan langit memang merupakan sebuah bentuk penyegaran tersendiri. Indera penglihatan yang seringkali 'terbebani' oleh layar komputer atau gadget lainnya, sesekali perlu dimanjakan dengan keindahan alam yang menyajikan nilai estetika karya Sang Maha Pencipta.
Jika anda berkunjung ke Pulau Dewata, sempatkanlah mampir ke sini. Pantai yang relatif dekat dengan Sanur Beach dan Padanggalak ini bisa menjadi alternatif wisata saat liburan tiba. Hanya dengan jarak tempuh 8 km atau sekitar 15 menit dari Kota Denpasar -perkiraan jika ditempuh dengan kendaraan bermotor roda dua-, kita bisa mengunjungi pantai berpasir putih ini.
Pantai Shindu, demikian pantai ini kerap disebut. Umumnya wisatawan domestik maupun mancanegara lebih akrab dengan pantai Sanur dan kurang familiar dengan nama 'Shindu'. Pantai Shindu ini letaknya memang tak jauh dengan Sanur. Seperti bertetangga. Biaya retribusi Shindu relatif murah, hanya dengan membayar parkir sebesar seribu rupiah saja.
View perairan tanpa ombak besar menderu-deru khas Pulau Dewata ini saya nikmati beberapa waktu lalu bersama kawan-kawan di bawah terik matahari. Nuansa siang yang panas begitu terasa. Banyak turis berjemur di pinggiran pantai yang berpasir putih ini. Kursi malas yang berjajar rapi disana membuat turis-turis 'betah' berlama-lama menikmati panorama laut biru yang luas nan indah dengan butiran pasir putih di pinggir pantai. Sempat saya berfoto dengan beberapa turis yang baru saja mentas selepas main air di sekitar pantai.
[caption id="attachment_217845" align="aligncenter" width="300" caption="berfoto bersama turis (foto dok. pribadi)"]
Pasir pantai yang putih membuat siapapun nyaman berada di sini. Berbagai macam aktivitas yang dilakukan para wisatawan -baik domestik maupun mancanegara- di pinggir Pantai Shindu, mulai dari bermain pasir ( menyusun pasir menjadi bentuk-bentuk tertentu, atau mengukir nama dan gambar di atas pasir ), jogging atau bersepeda ketika pagi/sore di jalan setapak sepanjang pinggiran pantai, transaksi jual beli, berjemur, dan sebagainya. Sesekali saya temukan wisatawan asing yang tengah menggunakan jasa pengukir tatoo untuk diukir salah satu bagian tubuhnya dengan tatoo.
[caption id="attachment_217838" align="alignright" width="300" caption="main air di Pantai Shindu (foto dok. pribadi)"]
Setelah dirasa cukup puas bermain air di pantai, saya dan kawan-kawan pun mentas dan beristirahat di depan sebuah mini market sambil menikmati beberapa jajanan yang baru saja dibeli oleh seorang rekan kami. Oh ya, kompasianers. Di pantai Shindu ini juga berjajar berbagai macam tempat peristirahatan & fasilitas. Mulai dari mini market, art shop, kafe-kafe, atau sekedar tempat untuk duduk-duduk santai di bawah pohon-pohon besar dan rindang, persewaan perahu & boat, dan lain-lain.
[caption id="attachment_217841" align="aligncenter" width="300" caption="suasana di pinggir pantai (foto dok. pribadi)"]
Selain bisa menikmati panorama pantai yang memukau, kita juga bisa merasakan nuansa alam dan budaya yang begitu bersahabat di Pulau Dewata. Tak hanya di Pantai Shindu, namun juga pantai-pantai lain yang menghampar di jajaran Pulau seribu Pura ini. Tertarik untuk berkunjung ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H