Pegunungan beserta hamparan sawah nan hijau adalah satu dari sekian pemandangan langka di daerah perkotaan. Dan view tersebut memang jarang sekali bisa saya nikmati di sekitar kediaman & kampus dimana saya menimba ilmu. Hiruk pikuk aktivitas perkotaan seolah menjadi menu sarapan pagi setiap hari. Lalu lalang kendaraan bermotor serta polusi udara menjalar begitu saja sesaat setelah sang mentari menyapa. Lantas, tempat refreshing seperti apa yang cocok untuk mengisi liburan weekend kali ini ? Ketika disodori beberapa alternatif wisata, entah mengapa saya langsung memilih tempat ini. Lokasi yang tak terlalu jauh dari Kota Yogyakarta ( hanya sekitar 45-50 menit dengan kecepatan rata-rata 60-70km/ jam menggunakan sepeda motor ), serta pemandangan yang mempesona -sebagaimana yang disajikan di beberapa website di internet- membuat saya beserta seorang rekan saya memutuskan untuk mengunjungi kawasan ekowisata ini akhir pekan lalu. Setelah melintas tak jauh dari Wonosari, akhirnya saya temukan lokasinya. Panorama karya Sang Maha Agung nan memukau ini rupanya berjudul ; Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Terletak di desa Nglanggeran, Pathuk, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. [caption id="attachment_215171" align="aligncenter" width="300" caption="selamat datang (foto dok. pribadi)"][/caption] Sebuah kantor sekretariat berdiri menyambut di bawah kaki gunung. Prediksi saya dan rekan saya, kantor ini adalah sekretariat pengelola wisata Gunung Api Purba. Benar saja, rupanya di dalam kantor sekretariat ini dua orang pemuda menyambut kami dengan ramah. Setelah bertanya-tanya sedikit seputar Gunung Api Purba dan membayar retribusi wisata sebesar tujuh ribu rupiah (tiket masuk per orang Rp. 3000,- dan parkir motor Rp. 1000,- per motor), akhirnya kami pun beranjak menuju start pendakian. [caption id="attachment_215187" align="alignright" width="300" caption="(foto dok. pribadi)"]
Sampai di separuh pendakian, setidaknya saya bisa menemukan sebuah alasan untuk bergumam 'Subhanallah'. Sungguh kharisma sebagian negeri Ngayogyakarta yang menghampar beserta birunya lapisan troposfer begitu jelas terpancar. Panorama gunung api yang didominasi bebatuan purba tinggi menjulang, membentuk dimensi ruang. Hijau dan makmurnya percikan wilayah republik gemah ripah loh jinawi ini tergambar jelas sepanjang mata memandang.
Panorama ini secara tidak langsung membuat saya 'betah'. Untuk mencapai ke puncak, kami masih harus melewati berbagai macam medan yang entah seperti apa rupanya. Menurut pengelola kawasan ini, pendakian dari awal hingga puncak bisa memakan waktu satu jam lebih. Sementara kami hanya punya waktu dua setengah jam untuk menjelajah Gunung Api Purba. Jadilah kami hanya menikmati separuh proses pendakian.
[caption id="attachment_215198" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan sebagian Gunung Api Purba dari salah satu sisi (foto dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_215199" align="alignleft" width="300" caption="Kantor Sekretariat Pengelola Kawasan Ekowisata (foto dok. Pribadi)"]
"Kami melayani pengunjung mulai pagi hingga sekitar pukul tujuh malam. Tetapi biasanya di akhir pekan, kami bisa saja berjaga 24 jam penuh, karena banyak pengunjung yang bisanya nge-camp saat malam minggu di atas ", papar salah satu pemuda karang taruna. "Jika malam hari memang sangat gelap di atas, karena tidak ada penerangan samasekali. Jadi bagi pengunjung yang mau berkemah, bisa membawa alat penerangan sendiri,".
Pengelola juga bercerita seputar nama-nama gunung dan bagian-bagiannya. Mulai dari Gunung Kelir, Gunung Gedhe, Gunung Bongos, Gunung Blencong dan Gunung Bunchu, yang memiliki bentuk dan poin historis masing-masing. Kabarnya juga terdapat 'sumber air comberan' yakni sumber mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan. Sumber air ini berada di puncak Gunung Nglanggeran.
Menurut keterangan pemuda itu lagi, Gunung Api Purba Nglanggeran ini juga memiliki mitos-mitos tertentu yang dipercayai warga setempat. Seperti adanya sosok penjaga gunung api dan tanaman obat yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Meski tak menjelajah seluruh bagian Gunung Api Purba, namun kami telah menikmati keindahan panorama alam nan memukau di kawasan Gunungkidul. Area wisata ini pun telah dilengkapi berbagai fasilitas seperti pendopo untuk berkumpul, MCK, tempat ibadah, dan lain-lain. Jika anda tertarik berkunjung untuk sekedar hiking, pendakian, outbond, camping, jelajah wisata, dan sebagainya, tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif wisata alam yang lengkap dan menyenangkan.
[caption id="attachment_215200" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan yang dibuat seperti tangga-tangga (foto dok. pribadi)"]
Info lengkap bisa diakses di gunungapipurba.com
Selamat bertualang, kompasianers !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI