Mohon tunggu...
Lyfe

Takut Menulis di Kompasiana, Ada Apa?

31 Juli 2015   22:46 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:39 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama saya ingin gabung dengan Kompasiana. Tapi maju mundur. Orang Jawa bilang untub-untub. Lho, kenapa? Jujur saya nggak pede alias minder. Sebagai penulis pemula, tulisan saya nggak ada seujung upil jika dibandingkan dengan tulisan-tulisan kompasioner yang sudah lama malang melintang, wira-wiri di jagad mayapada yang top markotop ini. Alhasil  saya punya hobi baru, ngintip dan mentengin karya teman-teman yang keren beken, sembari komat-kamit, kapan ya, saya punya nyali nunjukin ( bukan nonjokin) muka saya yang, ehem sedikit maniiiz ini.

Sampai pada suatu hari, datanglah seorang pangeran, eh bukan, seorang teman yang merasa khawatir dengan hobi baru saya itu. Khawatir mata saya jadi bintilan karena keseringan ngintip. Ujung-ujungnya dia menyarankan agar saya memberanikan diri untuk ikut meramaikan dunia Kompasiana.

"Dicoba saja, Diajeng, biar tambah ilmu dan pengalaman. Apalagi di Kompasiana banyak pakar tulis yang keren macam Pakde Kartono dan Mas Robbi Gandamana yang ganteng itu. Diajeng kan ngefans bingit sama beliau-beliau." Waduh, kok buka rahasia sih. Jadi malu saya....Panganpunten Pakde Karono, sepurane yo Mas Robbi, maklum teman saya ini orangnya cemburuan.

"Ralat, Mas, saya ngefans sama tulisannya...."

"Maksud saya juga begitu, Diajeng bisa belajar banyak dari tulisan mereka."

"Masalahnya tidak sesimpel itu. Saya ini orangnya licikan ( baca: penakut). Lha wong penghuni Kompasiana itu pinter-pinter dan kritis-kritis. Gimana kalo tulisan saya  yang masih acak adul dikritik dan dibantai rame-rame?"

"Maka dari itu, Diajeng, ini kesempatan baik buat uji nyali. Katanya ingin jadi penulis. Ya harus siap dikritik, dong. Penulis itu mesti tahan banting dan kuat mental."

"Jadi?"

"Terus saja menulis. Tulis apa saja nggak perlu takut. Mau dikritik pedas kek, pahit kek, maju terus pantang mundur. Lagi pula para kompasioner nggak "sehoror" yang Diajeng bayangkan kok. Tuh, ada Mbak Fidia Wati yang cantik dan kalem, colek dia, pasti dia welcome menyambut kehadiran Diajeng...."

Lumayan terhibur juga setelah mendengar wejangan dari teman saya itu. Merasa mendapat pencerahan dan dorongan semangat yang luar biasa. Dan jari-jari pun kembali menari lincah di atas laptop jadul yang megap-megap. Sesekali berhenti untuk menghela napas panjang, huuuft, bismillah, beri kekuatan super ya Allah, agar saya berani bergabung dan menulis di Kompasiana. Jledeeer!!! Petir menyambar bersama meluncurnya tulisan ini ke hadapan sodara-sodara. Assalamualaikum, salam kenal semuanya....

 

Lilik Fatimah Azzahra, 31 Juli 2015

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun