Pagi ini kulihat cemara di hati Ibu terkulai layu
Entah apa penyebabnya
Mungkin karena hujan yang belakangan enggan singgah
Atau karena cinta yang tergenggam sekian lama mulai hambar kehilangan aromanya
Cemara di hati Ibu satu per satu menggugurkan daun-daunnya yang mengering
Dahan-dahannya berderak rapuh diterpa embusan angin
Rerantingnya meretak dipeluk rindu yang mulai beku dan mendingin
Pagi ini cemara di hati Ibu tumbang dan nyaris mati
Tapi Ibu tetap berdiri tegak tanpa ragu tanpa bimbang
Sebab Ibu paham, setiap hati yang mencintai itu butuh tabah
Sebab Ibu meyakini, bahwa rasa yang tak pernah dihargai kelak akan menemukan cinta sejatinya yang jauh lebih indah
***
Malang, 20 Oktober 2024
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H