Usulan itu, masih menurut Mas Mim, ditanggapi oleh kru film lain dengan heboh. Bahkan ada yang menantang beliau dengan celutukan, "Sebulan menulis novel ini kelar tidak?"
Style Mas Mim memang terkesan santai. Tapi ketika mendapat tantangan yang "berbeda" dari apa yang selama ini digelutinya, maka adrenalinnya meningkat. Tantangan menulis novel dalam kurun waktu sebulan itu pun dipatahkan. Novel "Tak Kenal maka Taaruf" setebal 216 halaman berhasil diselesaikan hanya dalam waktu 8 hari!
Ini luar biasa!Â
Novel "Tak Kenal maka Taaruf", Siapa Saja Boleh Membaca!
Menilik judulnya, novel ini seolah ditujukan hanya untuk kalangan tertentu. Sebab ada kata 'taaruf"-nya. Tentu saja tidak demikian! Novel ini bersifat umum. Universal. Bisa dibaca oleh siapa saja dan dari kalangan mana saja.Â
Sebagai contoh, sahabat saya Desol bukanlah seorang Muslim. Tapi ia tetap enjoy membaca novel karya Mas Mim ini tanpa kendala tanpa masalah.Â
Saya sendiri tak segan memberi acungan jempol usai membaca tuntas novel ini. Dari bab pertama hingga akhir novel TKmT ini istimewa, unik, menarik, seru, kocak dan sarat pelajaran moral.
Road Show dari Kampus ke Kampus
Sebagai sesama penulis yang menggeluti dunia fiksi, tentu saya bisa merasakan kebahagiaan seorang Mas Mim ketika novelnya dilirik oleh seorang produser ternama. Apalagi mendapat dukungan sedemikian antusias dari berbagai pihak.Â
Alhasil, begitu novel Mas Mim kelar, tim film pun bergerak cepat. Bahkan kabarnya, proses penulisan script sudah rampung. Saat ini tinggal menentukan siapa bintang utama yang cocok memerankan tokoh Fariz dalam film "Tak Kenal maka Taaruf" ini.Â
Tentu saja kriteria tokoh sesuai dengan pilihan sutradara. Kabarnya ada beberapa nama kandidat yang diajukan, seperti Abizdar Al Ghifari (putra alm. Ust. Jefri), Angga Yunanda, Bryan Domani, dll,Â