Belakangan saya getol sekali membahas novel "Tak Kenal maka Taaruf" karya Mas Mim Yudiarto, seorang kompasianer yang pernah masuk nominasi Best in Fiction tahun 2018 di ajang Kompasianival.Â
Tentu saja pembahasan saya terhadap novel ini bukan tanpa sebab. Saya memiliki banyak alasan. Salah satunya adalah: novel bergenre roman populer ini segera diangkat ke layar lebar. Dan, hebatnya yang meminang novel ini bukan sutradara kaleng-kaleng. Sosok Fajar Bustami yang memproduseri film Dylan dan Buya Hamka.Â
Ini sungguh keren!Â
Novel "Tak Kenal maka Taaruf" Lahir dari Sebuah Tantangan
Sejauh ini saya mengenal tulisan-tulisan Mas Mim Yudiarto---khususnya novel dan cerpen-cerpen beliau yang berserakan di Kompasiana, kebanyakan bergenre misteri dan thriller. Saya tahu betul karena kami bertiga---saya, say Desol dan beliau pernah menulis keroyokan dalam satu frame, yakni fiksi bersambung dengan genre misteri.Â
Ketika Mas Mim mengabarkan via telpon jikalau novel terbarunya berjudul "Tak Kenal maka Taaruf" sudah terbit, saya sontak terlonjak kaget dan berseru, "Lah, memang Mas Mim sudah pindah haluan?"
Dengan gayanya yang santai (tapi berbahaya) Mas Mim menjelaskan, ia menulis novel "Tak Kenal maka Taaruf" ini karena ditantang oleh seseorang.Â
"Hah?! Ditantang?" Saya masih terbengong-bengong.Â
"Iya. Ceritanya saat ngopi bareng teman-teman kru film, Bang Salim---seorang kameraman legend mengusulkan agar aku menulis novel genre roman populer berjudul Tak Kenal maka Taaruf ini."