Ranjang di kamar kita tak lagi kokoh
Decitnya mengalihkan debat panas para kandidat
Siapa yang bakal menang pada pemilu mendatang?
Si Ahmat? Si Mamat? Atau si Rahmat?
Ah, sebodo amat!Â
Kita tak perlu pusing memikirkan politik yang dibumbui intrik-intrik
Lebih baik buka jendela, sambut hujan yang jatuh bertumpah ruah
Atap bocor? Kasur basah? Ah, biarkan saja!
Bukankah tidur kedinginan sensasinya jauh lebih terasa?
Hujan telah reda
Saatnya naik ke peraduan merajut mimpi-mimpi
Abaikan janji-janji muluk para petugas partai
Lupakan juga senjata andalan mereka bernama demokrasi
Sebab, katamu; di dalam kamar kita yang sempit ini, demokrasi tak lagi penting
Sebab, masih katamu; jauh lebih penting bagaimana cara kita menyamarkan bunyi decit dan desahan
Agar tak terdengar oleh tetangga sebelah yang sekat biliknya berhimpitan
***
Malang, 1 Desember 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H