"Hadeeuh, Mbak Lilik! Ngapain juga sampean yang biasa menulis fiksi horor ikut-ikutan bikin artikel pulitik?"
Seorang teman dekat menatap terheran-heran ketika saya sampaikan jikalau saya tergelitik ingin menulis artikel tentang Mas Gibran Rakabuming, sosok yang pekan lalu diresmikan menjadi Cawapres Prabowo Subianto oleh pihak Koalisi Indonesia Maju.Â
"Lah, maka dari itu. Sebagai penulis horor, aku bisa membaca; terpilihnya Mas Gibran bukan murni secara kebetulan. Ada unsur kesengajaan. Artinya, bakal ada twist ending yang nganu."Â
Saya menjawab sembari tersenyum. Teman saya sontak terdiam. Tapi beberapa saat kemudian dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya lagi.Â
"Kira-kira twist ending apa yang ada di pikiran Mbak Lilik?"
Saya lantas meraih pundak teman saya itu dan membisikinya, "Ssstt, sini. Bla, bla, bla... "
***
Yup. Terpilihnya Gibran Rakabuming menjadi Cawapres Prabowo Subianto memang membuat dunia 'perpulitikan' heboh. Bisa dimaklumi jika pada akhirnya dari keputusan yang dianggap nganu itu sontak menimbulkan pro dan kontra, menumbuhsuburkan lagi kubu-kubu yang sempat adem ayem untuk saling bersinggungan, juga memunculkan penulis "mendadak pulitik" seperti saya ini.Â
Satu lagi. Tampilnya Gibran sebagai Cawapres Prabowo memberi angin segar berbagai pihak untuk melontarkan pertanyaan dan ungkapan bernada miring.Â
Mengapa sih harus Gibran? Dia kan baru anak kemarin sore? Dia itu bocah masih bau kencur. Pengalamannya di dunia politik masih seuprit. Dia belum pantas mencalonkan diri jadi cawapres. Dia harusnya banyak belajar dan tahu diri!Â
Selanjutnya, ini yang tidak dapat dihindari, dampak dari kekecewaan dan ketidakpuasan itu, sorotan tajam pun banyak diarahkan kepada Jokowi selaku Presiden dan ayah kandung dari Mas Gibran.Â
"Mosok ini aji mumpung? Lah, Bapak e piye kok diam saja? Tidak merasakah terpilihnya Gibran sebagai Cawapres sama saja artinya dengan menjatuhkan kredibilitas Jokowi sendiri sebagai Presiden terbaik yang pernah ada di bumi Indonesia ini?"
Kalau ditulis di sini tidak akan cukup. Masih banyak ungkapan gregetan dan kekecewaan yang disemburkan di sana-sini.Â
Sebagai penulis fiksi, saya memang 'kadang-kading' ikut mengamati sekilas dunia pulitik. Bukan apa-apa. Biar tidak ketinggalan info, biar tidak katrok-katrok amat pas lagi ngobrol bersama orang-orang pintar.Â
Dan, sekali lagi, menurut kacamata fiksi saya, peristiwa terpilihnya Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo kali ini pure bukan secara kebetulan. Ada unsur kesengajaan. Ada skenario yang telah dipersiapkan.Â
Itulah sebab saya tidak ragu untuk menyampaikan ini, bahwa; ada twist ending yang baru akan disadari oleh masyarakat Indonesia ketika pesta demokrasi 2024 nanti usai dilaksanakan.
Selamat menyongsong perhelatan demokrasi 2024. Jangan lupa berpolitik dengan akal dan hati nurani yang sehat!Â
***
Malang, 24 Oktober 2023
Lilik Fatimah Azzahra, seorang ibu dan penulis fiksi yang pernah 'katut' memenangkan lomba menulis politik tahun 2018 di blog sebelah. Beritanya di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H