Kelak, katamu,
rindu yang kausemai 'kan bersemi
Merupa bulir-bulir gerimis
yang sesekali singgah di pelupuk mata
Atau, kadangkala ia (rindu itu), 'kan menjelma menjadi sandyakala yang begitu lihai mengulum lembut bibir ombak di sepanjang tepi pantai
Lalu, ketika kelak itu telah sampai kepadamu
Orang-orang di lini masa menahan sesak di dada masing-masing
Tak terkecuali aku
Sebab kami menyaksikan rindu yang kautanam 'tlah bertumbuh
Sebab kami melihat rindu-rindu itu berjalan beriringan, syahdu mengheningkan syair-syair cinta
Mengantarmu beranjak pulang menuju rumah yang kausebut dengan sebaik-baik ketenangan
Jangan bawa pergi semua rindumu, ya, sobat!
Sisakan sedikit untuk kami
Sebagai pengingat bahwa kamu pernah ada
Sebagai nasihat bahwa kepulangan bisa saja terjadi begitu tiba-tiba; tanpa tunda, tanpa bisa dicegah
***
Malang, 9 Agustus 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Puisi ini saya persembahkan untuk Kompasianer yang telah berpulang ke Rahmatullah. Indra Rahadian (Peraih Best in Fiction 2021). Semoga Husnul Khatimah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H