"Kena kau!"
Itu suara Rin. Gadis itu tertawa renyah sembari menyodorkan kamera canggihnya ke arah Mark, pacar barunya yang berparas bule.
Mark sontak memicingkan satu mata. Mengintip gambar hasil bidikan Rin. Pria bule itu tertegun. Pada layar kamera tampak sosok perempuan dan laki-laki tengah berdiri berjejer di atas balkon.
"Siapa mereka?" Mark bertanya serius.
"Yang perempuan namanya Ainun. Ia mati bunuh diri dengan cara melompat dari balkon ini. Ia patah hati akibat dikhianati oleh pacarnya tepat di hari Sabtu malam. Itulah sebab ia sangat benci malam Minggu." Rin menjelaskan. "Dan, seperti halnya orang yang mati bunuh diri, ruh Ainun gentayangan. Ia menjadi hantu penghuni kamar nomor 13 yang sekarang kutempati ini."
"Lalu sosok satunya lagi?" Mark masih memicingkan mata.
"Laki-laki yang di sebelahnya itu? Bukankah itu dirimu, Matk?" Rin menatap tajam ke arah Mark.
"Tunggu! Mengapa---maksudku bagaimana bisa aku ikut tertangkap dalam kamera pemburu hantu ini?"
"Oh, Mark. Yakin kamu lupa peristiwa dua tahun lalu?"
Belum sempat Mark menjawab, tubuhnya mendadak terdorong hebat ke belakang. Lalu terempas di suatu tempat.
Klap!