Saya kerap dicurhati teman atau kerabat yang mengaku memiliki ibu mertua yang kurang memahami kedudukan dirinya sebagai anak menantu. Ada kalanya ibu mertua bersikap
arogan, selalu ikut campur urusan rumah tangga anak-anaknya karena merasa 'masih' punya hak. Apalagi jika mereka tinggal di bawah satu atap.
Dari beragam curhatan itulah saya mendapat banyak pelajaran. Sekaligus berkaca diri. Sudahkah saya menjadi ibu mertua yang baik bagi menantu-menantu saya? Jika belum saya tidak akan segan untuk terus belajar membenahi diri.
Mulailah dari Diri Kita Sendiri
Sejatinya paradigma ibu mertua versus anak menantu sulit akur itu bisa kita ubah.
Dimulai dari siapa? Ya, dimulai dari yang lebih tua, dong! Masa iya sudah banyak makan asam garam kehidupan masih juga belum lihai menggembala sabar?
Sekali lagi. Sebagai ibu mertua marilah kita mengikhlaskan hati. Legawa melepas anak-anak belajar menjalani kehidupan mereka masing-masing, dengan pasangan masing-masing.
Meski demikian tugas kita sebagai orangtua bukan berarti telah usai. Ada tugas yang tak kalah penting dan tak pernah pupus. Yakni mengiringi perjalanan anak-anak kita dengan doa-doa yang terbaik. Â
Salam hangat.
***
Malang, 24 Desember 2022
Lilik Fatimah Azzahra