Sejak bersemayam di rahim ibu, doa-doa berlaga menuju pintu langit. Para bidadari berebut menimang ruhmu, membacakan sajak tentang kemuliaan.
Dalam lembar buku takdir, engkau terlahir sebagai laki-laki. Tahu bukan apa artinya itu? Ya! Laki-laki adalah imam kehidupan. Pemimpin yang mengemban tugas amat berat. Pemilik tanggung jawab tidak saja di dunia, namun kelak juga di akhirat.
Maka persiapkan diri sebaik-baik sejak dini. Asah lelakumu. Asuh tindak tandukmu. Welas asihlah terhadap sesamamu.
Laki-laki diciptakan jauh lebih kuat. Ibarat kata; balungnya saka wesi ototnya saka kawat. Tapi bukan berarti engkau lantas bebas bersikap jumawa. Merasa diri paling hebat di atas bumi dan di seantero jagat raya.
Duhai, anak-anak lelakiku. Laki-laki sejati bersikap selayak payung kehidupan; pandai mengayomi, lihai menenangkan perasaan. Mahir menggembala sabar, dan pantang melakukan tindak kekerasan. Utamanya terhadap makhluk lemah bernama perempuan.
Sejak bersemayam di rahim ibu, doa-doa untukmu terangkai sedemikian indah. Itu sebab ketika engkau berlaku semena-mena dan tiada mampu menjaga marwah, maka ibumu adalah orang pertama yang hatinya luka digenangi air mata.
***
Malang, 10 Oktober 2022
Lilik Fatimah Azzahra
(Puisi ini ditulis sebagai rasa prihatin atas maraknya tindakan KDRT terhadap perempuan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H