Di siur rambutmu yang beraroma wangi kesturi, aku pernah menitipkan satu kisah. Tentang Rahwana yang menculik Dewi Shinta, lalu patah hati, lalu dihunjam anak panah, dan; mati.
Di siur angin senja aku ingin menyematkan satu tanya; tidakkah kauingin mendengar kisah melegenda itu sekali lagi?
Sebab sejatinya Rahwana tidak benar-benar mati. Sebab ia berjanji akan terus bereinkarnasi. Menyulih siapa saja. Menjadi apa saja. Semau-mau dan sesuka-suka ia.
Dan, di siur kabut malam aku ingin menegaskan, engkaukah Rahwana itu? Yang membayang murung di sebalik punggung rembulan. Sibuk menenangkan rindu yang takhenti berkelahi dengan waktu.
Dengar. Rahwana atau bukan, segeralah turun. Lalu jangan segan, culik aku!
***
Malang, 31 Juni 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H