Saya bersyukur sekaligus terharu si bungsu bisa mengerti dan memahami kondisi kami.
Ya. Sedari dini anak-anak memang harus sudah banyak belajar. Termasuk belajar tabah dan belajar untuk tidak mudah berkecil hati.
Saya pernah menyampaikan kalimat ini kepada anak-anak.
"Jangan menyerah pada keadaan. Teruslah belajar dengan tekun agar menjadi generasi yang pintar. Sebab dengan kepintaran yang kalian miliki, dunia niscaya ada dalam genggaman. "
Kiranya hal itu tertanam kuat di dalam benak si bungsu. Iapun tumbuh menjadi gadis yang tekun. Gadis yang lebih banyak menghabiskan waktu berkutat dengan buku-buku ketimbang hangout di luaran sana.
Alhamdulillah. Selepas SMU si bungsu mendapat beasiswa dari Universitas Brawijaya Malang, sesuai dengan jurusan yang diminatinya, yakni Matematika murni.
Dan, di usia 20 tahun ia berhasil meraih S1 lebih cepat dari seharusnya (diselesaikan 3 tahun), dengan predikat cumlaude dan menjadi mahasiswa lulusan terbaik di fakultasnya.
Jalan pun kian terbentang luas. Tanpa menunggu lama ia mendapat kabar baik dari pemerintah Jepang (MEXT).
Yup! Beasiswa S2 sudah menunggunya.
Mengapa Harus Jepang?