"Dokter, jari-jari tangan saya kalau digerakkan kok nyeri dan kaku, ya?"
"Dokter, akhir-akhir ini pergelangan tangan saya terasa kebas dan kesemutan. Kenapa ya?"
Keluhan demikian kerap saya dengar dari beberapa pasien yang datang menghadap dokter. Tangan kebas, kesemutan, jari-jari baal (mati rasa), dan timbul nyeri terutama di malam hari.
Biasanya usai mendengar keluhan tersebut dokter segera melakukan pemeriksaan fisik secara teliti.
Dokter mengawali pemeriksaan dari area pergelangan tangan berlanjut ke jari-jari pasien dengan memberi sedikit sentuhan (sensasi).
Saat memberi sentuhan dokter tak lupa bertanya seperti ini, "Kebasnya di semua jari atau hanya sebagian saja?"
Rata-rata pasien menjawab rasa kebas terjadi hanya pada sebagian jari tangan saja.
Dari jawaban tersebut dokter bisa mendiagnosis bahwa pasien mengalami salah satu sindrom, yakni CTS.
Apa sih CTS itu?
CTS atau Carpal Tunnel Syndrome adalah satu kondisi yang menyebabkan timbulnya rasa kurang nyaman di sekitar area tangan.
Rasa kurang nyaman ini bisa berupa gangguan seperti kesemutan, kebas, baal (mati rasa), nyeri, serta otot-otot tangan yang melemah.
Gejala umum CTS; pasien merasa seperti ada aliran listrik yang menyengat terutama pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan setengah jari manis.
Jika digambarkan area tangan yang terserang CTS tampak seperti ini.
Penyebab Timbulnya CTS
Pernah mendengar istilah saraf kejepit? Yup. CTS bisa kategorikan ke dalam istilah ini.
Jelasnya begini.
Manusia memiliki beragam saraf dengan berbagai fungsi. Salah satu saraf yang berfungsi mengatur pergerakan dan sensasi (rasa) pada ibu jari hingga jari manis adalah saraf medianus.
Saraf medianus memanjang dari lengan ke area tangan melewati sebuah terowongan yang biasa disebut dengan terowongan karpal (carpal tunnel).
Nah, apabila saraf medianus ini mengalami tekanan atau penyempitan, maka area tangan dipastikan akan mengalami gangguan. Gangguan inilah yang disebut dengan Carpal Tunnel Syndrom (CTS).
Faktor-Faktor Terjadinya CTS
Sekarang mari kita mencari tahu faktor-faktor apa saja yang menimbulkan terjadinya CTS.
Seperti sudah dijelaskan di atas, CTS terjadi akibat tertekannya saraf medianus.Â
Sementara ini penyebab tekanan saraf belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada risiko seseorang terkena gangguan CTS karena beberapa faktor di bawah ini:
- Faktor genetika atau keturunan.
- Faktor kehamilan.
- Faktor cedera pergelangan tangan.
- Faktor gerakan atau kinerja otot lengan yang monoton dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
Oh, ya. Gerakan tangan monoton dan berulang biasanya dialami oleh para penulis, juru ketik, penjahit, pemain musik, montir, pekerja pabrik, termasuk ibu rumah tangga.
Kedengarannya sepele, ya. Tapi begitulah kenyataannya. Melakukan kegiatan atau gerakan monoton dampaknya berisiko terhadap sistem saraf medianus kita.
Selain faktor-faktor di atas, CTS bisa juga disebabkan oleh keadaan klinis tertentu. Semisal pembengkakan tendon otot, tumor, kelainan saraf, diabetes, rheumatoid arthritis, dan penebalan tulang.
Pencegahan CTS
Setelah mengetahui faktor pemicu terjadinya CTS, kita menjadi tahu bagaimana mengantisipasi agar CTS tidak sampai mengganggu organ tangan kita. Caranya? Dengan menerapkan hal-hal berikut ini:
1. Hindari melakukan gerakan berulang tanpa jeda. Istirahatkan otot lengan agar tidak terlalu stres atau bekerja terlalu keras dalam jangka waktu lama.
2. Lakukan pemanasan atau peregangan terlebih dulu jika akan menjalani kegiatan yang melibatkan organ lengan dan jari tangan.
Senam ringan seperti; membuka tutup telapak tangan, mengibas-ngibaskan jari jemari, relaksasi otot lengan dengan cara diluruskan, akan sangat membantu stres saraf serta melancarkan peredaran darah.
3. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B ( B1, B6, dan B12).
Asupan vitamin B1 (tiamin), B6 (piridoksin), dan B12 (mecobalamin) sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan saraf. Juga membantu proses pembentukan sel darah merah.
Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung vitamin B1, B6, dan B12 terdapat pada buah dan sayuran seperti nanas, brokoli hijau, kacang hijau. Juga telur, susu, sereal, nasi merah, yogurt, ikan salmon, tuna, dan lain-lain.
Pengobatan CTS
Jika Anda telanjur terkena CTS, menghubungi dokter ahli saraf adalah tindakan yang sangat tepat.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan cek laboratorium, dokter akan memastikan apakah CTS Anda termasuk kategori ringan ataukah serius.
Jika CTS yang masih tergolong ringan, pasien biasanya cukup diberi obat-obatan antiinflamasi, pemberian wrist splint (alat pembungkus tangan yang berfungsi memperbaiki posisi tangan).Â
Juga vitamin B12 untuk memperbaiki selubung saraf (myelin) yang membengkak karena tertekan atau diberi suntikan kortikosteroid.
Tapi jika CTS sudah termasuk kategori serius tindakan operasi yakni memotong transverse carpal ligament agar terowongan karpal lebih lapang sehingga saraf medianus tidak tertekan lagi, bisa jadi perlu dilakukan.
Nah, bagaimana? Terhadap gangguan CTS, Anda pilih yang mana? Mencegah atau mengobati?
Salam sehat!
***
Malang, 9 Juni 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H