Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Seruput Kopi Taji di Lereng Gunung Bromo

7 November 2021   21:05 Diperbarui: 7 November 2021   21:17 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon ada sebuah desa terletak di lereng Gunung Bromo yang diberi julukan Desa Kaki Langit. Nama desa itu adalah Desa Taji. Berada di ketinggian 1200 mpdl. Masuk wilayah Jabung, Kabupaten Malang.

Ngomong-ngomong, apa sih keistimewaan Desa Taji?

Menurut kabar yang beredar, Desa Taji merupakan desa jujugan para wisatawan baik lokal maupun asing. Mereka datang untuk sekadar menikmati sensasi menyeruput kopi berlatar panorama lereng Gunung Bromo nan memukau.

Woow. Menikmati sajian kopi berlatar belakang lereng Gunung Bromo, siapa yang tidak kepincut?

Sekitar Desa Taji. Foto dokumen pribadi
Sekitar Desa Taji. Foto dokumen pribadi

Meski bukan pecinta kopi, mendengar kabar tersebut jiwa mbolang saya sontak memberontak. Apalagi di balik selentingan kabar itu ada satu nama yang membuat saya penasaran dan harus menyatakan kebenarannya.

Maka di suatu Minggu yang cerah, meluncurlah saya bersama anak lanang ke Desa Taji yang berjarak 27 km dari pusat Kota Malang. Perjalanan tempuh sekitar satu jam menggunakan motor.

Benarlah. Tiba di lokasi ketinggian kami disambut oleh nuansa alam yang sangat menawan. Tampak Desa Taji dikitari lereng dan lembah yang menghijau. Angin sepoi-sepoi tak henti menerpa wajah, menguarkan aroma wangi yang menyegarkan. 

Rasa takjub sontak memenuhi ruang dada saya.

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Kambang, Sosok Inspiratif di Balik Harumnya Desa dan Kopi Taji

Begitu turun dari motor, tidak seperti kebanyakan wisatawan yang langsung antre di depan kedai kopi yang dibangun ala-ala cafe, saya malah sibuk mencari-cari sosok laki-laki sepantaran yang membuat saya penasaran sejak berangkat dari rumah.

Setelah bertanya ke sana kemari akhirnya bertemulah saya dengan Mas Kambang. Sosok yang saya cari-cari itu. Dan, pecahlah rasa haru bercampur gembira di antara kami.

Asal tahu saja, Mas Kambang ini sejatinya adalah teman sekelas saya semasa SMU. Bayangkan. Kami baru bertemu lagi setelah puluhan tahun kehilangan kontak. 

Di mata saya Mas Kambang sama sekali tidak berubah. Ia tetap sosok sederhana, murah senyum, ramah, dan lugu. Khas pembawaan orang desa.

Mas Kambang. Foto dokumen pribadi
Mas Kambang. Foto dokumen pribadi

Yang membuat saya kagum dan salut kepadanya adalah, di balik kesederhanaannya Mas Kambang ternyata mampu menjadi penggerak bagi masyarakat Desa Taji. Berkat dirinya-lah Desa Taji yang letaknya jauh terpencil di lereng Gunung Bromo menjadi desa yang terkenal dan selalu ramai dikunjungi tamu.

Sekadar informasi. Mas Kambang ini adalah petani yang pertama kali menggagas agar penanaman Kopi Taji warisan nenek moyang mereka yang sempat mati suri dihidupkan kembali.

Luar biasa.

Seperti yang diceritakan Mas Kambang kepada saya. Ia telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengelola perkebunan kopi di lereng Gunung Bromo. Ia tidak segan turun langsung memberi contoh, mengadakan pelatihan dan bimbingan, ngemong, sekaligus memasok hasil panen kopi seluruh warga desa.

Mas Kambang dan hasil panen kopi
Mas Kambang dan hasil panen kopi

Ya, Mas Kambang bersama putranya, tak lelah berjuang memasarkan serta memperkenalkan Kopi Taji ke dunia luar.

Oh, ya. Kopi yang ditanam Mas Kambang dan warga Desa Taji adalah kopi jenis Arabica dengan mutu terbaik.

Melihat perjuangan Mas Kambang mulai membuahkan hasil, pihak perhutani dan Babinsa setempat ikut turun tangan membantu Mas Kambang meningkatkan potensi Desa Taji dengan ikon andalan kopi.

Dan, berkat kegigihan Mas Kambang pula hasil bumi berupa biji hitam itu mampu bersaing di ajang Nasional dan Internasional. Sebagai contoh; pada tahun 2019 Kopi Taji telah mendapatkan penghargaan sebagai kopi dengan barista kedua terbaik se-Jawa Timur.

Prestasi ini tentu saja perlahan tapi pasti mengubah tampilan Desa Taji. Juga perkembangan perekonomian warganya. 

Kini Desa Taji menjadi desa yang layak diperhitungkan. Beragam julukan pun disematkan. Di antaranya sebagai desa wisata, desa edukasi, desa jujugan para mahasiswa dari pelbagai universitas yang berkepentingan untuk mengunduh ilmu serta mengadakan penelitian.

Desa Taji tak lagi sepi. Desa ini terus menggeliat. Setiap Minggu dan hari libur adalah hari-hari tersibuk bagi Mas Kambang, putranya, dan warga desa yang terlibat di dalamnya.

Kedai Kopi Taji yang tak pernah sepi pengunjung. Foto dokumen pribadi
Kedai Kopi Taji yang tak pernah sepi pengunjung. Foto dokumen pribadi

Jika Anda berkesampatan singgah ke Desa Taji, Anda akan melihat lingkaran keguyuban itu. Para pemuda dan pemudi sibuk meracik kopi melayani pembeli. Para ibu menjaga warung makan mereka, dan para bapak wira-wiri mengatur area parkir. 

Saat mengobrol santai dengan saya, Mas Kambang menyampaikan jikalau setiap Minggu Kopi Taji kedatangan tamu dari pelbagai kelompok dan komunitas. Salah satu rombongan yang rutin datang adalah para pegowes. Angkanya bisa membludak hingga 300 orang.

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Belum lagi tamu dari mancanegara yang sudah mengontaknya dan membuat janji jauh-jauh hari. Tujuan mereka ingin belajar langsung pada sosok Mas Kambang yang sederhana ini.

Sebagai teman tentu saya merasa bangga dan mengapresiasi sepak terjang Mas Kambang ini. Ia pantas disebut sebagai sosok yang menginspirasi.

"Jangan takut atau gengsi menjadi seorang petani. Karena yang penting dalam hidup ini bukan siapa dirimu, melainkan seberapa berguna kamu bagi orang-orang di sekitarmu."

Mas Kambang tersenyum manis saat melepas kepulangan saya dan anak lanang.

Sehat-sehat selalu, nggih Mas!

***
Malang, 7 November 2021
Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun