Oh, ya. Di belakang klinik tumbuh pohon semirip nangka. Buahnya cukup lebat. Ketika ada kesempatan turun, iseng saya bertanya kepada Pak Dokter sejak kapan pohon nangka itu tumbuh di sana.
"Sudah puluhan tahun, Lik. Tapi itu bukan nangka biasa. Itu nangkadak!"
Dari penuturan Pak Dokter itulah saya lantas berselancar, mencari tahu apa itu sebenarnya nangkadak.
Persilangan Unik antara Nangka dan Cempedak
Yes! Sesuai namanya, Nangkadak memang campuran atau persilangan antara nangka betina dan cempedak jantan.
Lah, mengapa pula keduanya mesti repot-repot disilangkan?
Begini.
Kedua buah ini sama-sama digemari tapi masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan. Meski sepintas lalu penampakannya terlihat mirip.Â
Cek dari buah nangka dulu, yaa.Â
Jika diperhatikan secara teliti, buah nangka memiliki ukuran bentuk lebih besar dibanding cempedak. Kelebihan lain, saat dibuka daging buah nangka memiliki tekstur lebih tebal dan padat.Â
Sedang kekurangannya, buah nangka getahnya cukup banyak dan pekat sehingga agak sulit dikeluarkan dari porosnya.
Cempedak. Ukuran buah dan tekstur dagingnya lebih kecil dan agak lembek sehingga membuatnya mudah dikeluarkan dari porosnya. Mengenai aroma, wangi cempedak jauh lebih menyengat daripada aroma nangka.
Nah, setelah menelaah kelebihan dan kekurangannya, sekelompok petani asal Banjarmasin mencoba mengadakan inovasi yakni mengawinkan kedua buah tersebut untuk memperoleh buah yang super bagus yakni nangkadak bertekstur tebal, padat, manis, bergetah sedikit, dan wanginya pas!
Satu lagi, dari hasil penyilangan kedua buah ini diperoleh keuntungan antara lain:
Biji nangkadak lebih cepat menghasilkan buah di usia dua tahun. Padahal pohon nangka umumnya baru menghasilkan buah di usia enam tahun.Â
Selain jangka waktu berbuah lebih cepat, pohon nangkadak mampu menghasilkan buah antara 30 sampai 50 buah setiap kali musim panen. Wooow, luar biasa!Â
Kue Pukis Toping Nangkadak Buatan Sendiri
Saat bagi-bagi hasil panen, biasanya kami --- saya dan mbak-mbak di klinik langsung menyantap buah nangkadak sampai habis begitu saja.
Tapi kali ini berbeda dengan biasanya, saat panen nangkadak beberapa hari lalu saya tidak menghabiskan bagian saya sampai ludes. Saya sisakan beberapa nyamplung untuk saya bawa pulang.
Saya memang berencana akan membuat kue pukis bertoping nangkadak. Waah, pasti yummy!
Eh, selain yummy, tahu bukan alasan mengapa sebaiknya kita memasak sendiri makanan (termasuk bikin kue) ketimbang membeli?Â
Yup. Betul. Kebersihan dan kesehatannya jauh lebih terjamin.
Dan, hari ini saya benar-benar mengeksekusinya.Â
Catat resepnya, yaa ...
Bahan-bahan yang harus disiapkan:
- 500 gr tepung terigu
- 250 gr gula pasir
 - 250 gr margarin
- 50 gr tepung beras
- 1 bungkus santan instan ukuran kecil (65 ml)
- 1 sachet susu bubuk instan
- 1/2 bungkus atau 1 sdm fermipan
- 4 butir telur
- Suwiran nangkadak
Cara membuat:
1. Cairkan santan instan dengan 4 gelas air ukuran sedang. Masak hingga mendidih tapi jangan sampai pecah. Angkat. Biarkan suam-suam.
2. Cairkan susu bubuk instan dengan segelas air hangat.
3. Panaskan margarine hingga cair. Dinginkan.
4. Campur tepung terigu, tepung beras, gula, fermipan hingga merata.
5. Masukkan santan hangat ke dalam campuran tepung, aduk perlahan.
6. Masukkan margarin cair, aduk sampai tercampur rata dengan adonan.
7. Masukkan susu cair. Aduk perlahan.
8. Kocok 4 butir telur. Masukkan perlahan ke dalam adonan. Aduk sampai menyatu.
9. Tutup rapat wadah adonan selama 45-60 menit sampai adonan mengembang.
10. Panaskan cetakan kue pukis di atas kompor hingga benar-benar panas. Selanjutnya gunakan api kecil untuk proses memanggang agar kue matang secara sempurna.
11. Oleskan margarin pada cetakan kue pukis. Masukkan adonan yang sudah mengembang ke dalamnya. Jangan terlalu penuh, yaa.
Jika semua lubang cetakan sudah terisi, tutup rapat-rapat.
11. Setelah adonan pukis di dalam cetakan setengah matang, masukkan suwiran nangkadak di atasnya. Lalu tutup kembali.
12. Periksa bagian bawah kue pukis. Jika sudah kecoklatan berarti kue sudah matang.
Angkat dan sajikan.
Selamat menikmati kue pukis nangkadak buatan sendiri. Jangan kaget jika keluarga Anda saat disuguhi maunya nambah tidak bisa berhenti!
Salam sehat!
Note: Resep ini bisa menghasilkan sekitar 30 kue pukis nangkadak ukuran sedang.
***
Malang, 14 Oktober 2021
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H