Di hari yang tidak tercatat dalam kalender manapun juga, aku pernah memutuskan untuk berhenti jatuh cinta kepadamu. Dan, lihatlah! Aku bangun pagi-pagi sekali. Gegas menimba air dari sumur yang kedalamannya tidak terukur. Menyapu punggung lembah yang dijatuhi embun dan kersik daun-daun. Lalu, berpura-pura ramah pada sekawanan lebah yang berayun-ayun di bibir kelopak bunga. Juga, sibuk menegur induk kucing yang alpa membasuh ujung hidung anak-anak yang baru saja dilahirkannya.
Suatu hari, masih di hari yang tidak tercatat dalam kalender apapun juga. Aku memutuskan untuk benar-benar berhenti jatuh cinta kepadamu. Aku mengenakan sepatu hitam berhias tali merah. Lalu berlari kencang menuju istana matahari. Membakar setumpuk kenangan yang kautanam di sekujur indera perasa. Juga, menjerang genangan yang pernah kautitip di sudut kedua mata.
Suatu hari, di hari yang kelak mungkin akan tertulis pada lembar kalender entah. Aku (huft) memutuskan untuk mengubah arah angan dan jalan pikiranku. Aku tidak ingin lagi berpura-pura menjadi perempuan kuat tapi lemah. Aku ingin selalu bersamamu. Menikmati bahagia dengan setiap hari jatuh cinta; hanya kepadamu.
***
Malang, 20 Mei 2021
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI