Gerimis berjatuhan di kening tanah tak bertuan, akankah lesap?
Lampu taman meredup
bilik pikir tersekat oleh siluet angan, dan asa tersingkir
harus rela dikemas dalam renyam
Seseorang dengan sungai dan batu-batu di matanya
Ia, belum hendak menyingkir
Jemari tangan tak pernah lelah bergerak menghitung;
bilangan hari
bilangan sunyi
bilangan rindu yang tersekap hampir mati
Di ubun-ubun langit menunggu untuk digradasi
"Beri aku warna kesumba! Maka akan kujatuhkan pelangi tepat di kedua retina matamu. Agar tak lagi mengalir sungai dan batu-batu."
Seseorang dengan sungai dan batu-batu di matanya, geming
ia memilih menjadi kekasih abadi hening
***
Malang, 18 April 2021
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H